Penandatanganan nota kesepahaman pembangunan Madrasah Indonesia, Januari 2020/ Foto: Kemenlu
Penandatanganan nota kesepahaman pembangunan Madrasah Indonesia, Januari 2020/ Foto: Kemenlu
KOMENTAR

SEBAGAI negara berkembang, Indonesia rupanya sudah dikenal sebagai negara paling dermawan se-dunia. Diakui Duta Besar Indonesia untuk Lebanon Hajriyanto Y Thohari, Indonesia selalu menjadi donatur, relawan, setiap kali ada bencana di negara manapun.

"Bukan hanya pemerintah (Indonesia) saja, tapi juga warganya. Mereka rela menggelontorkan banyak dana untuk memberikan bantuan ke negara-negara yang sedang tertimpa musibah, seperti halnya Lebanon," papar Thohari dalam RMOL World View: Dibalik Ledakan Lebanon, Jumat (7/8).

Bahkan saat ini, ada 1.234 personel TNI yang tergabung dalam Kontingen Garuda di UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon) untuk ikut menjaga perdamaian di Lebanon.

Dan di awal 2020, Yayasan Golden Future Foundation (BFF) asal Bandung, membangun sebuah madrasah, sekolah agama untuk para pengungsi Suriah dan penduduk sekitar Asal. Ini adalah sekolah pertama milik orang Indonesia yang dibangun khusus untuk misi kemanusiaan.

Pada 22 Januari 2020, Pimpinan Yayasan BFF menandatangani nota kesepahaman dengan pemilik tanah wakaf seluas 1.500 meter persegi milik Muhammad Ali Al-Hujaire. Penandatanganan disaksikan langsung oleh Dubes RI Hajriyanto Y Thohari.

Madrasah tersebut diberi nama Madrasah-Indonesia Abu Bakar Al-Shidiq. Perkiraannya, madrasah tersebut akan selesai dibangun dalam 10 bulan mendatang.

"Sayangnya, madrasah yang sudah menghabiskan dana sebesar 136.000 Dollar Amerika ini harus terhenti karena covid-19. Namun hal ini menunjukkan meningkatnya hubungan masyarakat Indonesia dengan Lebanon," ucapnya.

Sekolah Indonesia ini merupakan bagian dari NGO (Non-Governmental Organization) atau LSM yang merupakan sebuah lembaga yang didirikan oleh sekelompok masyarakat dalam rangka suatu misi sosial.

"Madrasah Indonesia ini jadi pelopor berdirinya sekolah Indonesia di Lebanon. Ke depan, rencananya akan ada yang masuk, yaitu Lazismu. Silahkan saja para LSM membangun sekolah di sini. Satu syaratnya, harus membawa nama Indonesia di nama sekolah yang akan dibangun," demikian dubes Thohari.

 




JMSI dan Natalius Pigai Sepakati Komitmen “Perkuat HAM Tanpa Diskriminasi"

Sebelumnya

Tuai Banyak Kecaman, Menteri HAM Pastikan Monitoring Kasus Penembakan Siswa di Semarang

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News