AMERIKA SERIKAT enggan mengakui keunggulan Rusia dalam membuat vaksin Covid-19 pertama di dunia. Sebaliknya, Menteri Kesehatan Amerika Serikat Alex Azar justru mengkritik vaksin Covid-19 yang dipromosikan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin tersebut.
Dia menuduh bahwa Rusia menyembunyikan data uji coba dan tidak transparan terkait pembuatan vaksin yang diberi nama Sputnik V itu.
Seakan tidak mau kalah, Azar menyamakan pengembangan vaksin Covid-19 di Amerika sendiri dengan misi bulan Apollo dan mengatakan dia yakin Amerika Serikat akan memiliki ratusan juta dosis vaksin Covid-19 yang siap pada awal tahun depan.
"Saya harus mencatat bahwa dua dari vaksin Amerika Serikat memasuki uji klinis fase tiga minggu lalu dan vaksin Rusia sekarang baru memulainya," katanya saat berada di Taiwan (Rabu, 12/8).
"Data dari uji coba awal belum diungkapkan, tidak transparan," kritiknya.
Lebih lanjut, Azar menekankan bahwa saat ini yang dibutuhkan bukanlah perlombaan siapa yang memiliki vaksin Covid-19 pertama di dunia, tapi vaksin mana yang lebih ampuh dan aman.
"Ini bukan perlombaan untuk menjadi yang pertama," kata Azar.
"Ini menggunakan setiap kekuatan pemerintah Amerika Serikat, ekonominya dan biofarmasi, dan memanfaatkannya untuk mengirimkan vaksin secepat mungkin untuk kepentingan warga Amerika Serikat tetapi juga untuk orang-orang di dunia," jelasnya.
Azar mengatakan bahwa Amerika Serikat saat ini telah memiliki enam vaksin Covid-19 potensial di bawah kontrak dan menyoroti vaksin Moderna yang mulai uji coba pada Maret.
"Belum pernah ada vaksin di negara maju yang beralih dari fase satu ke fase tiga (dalam waktu lima bulan)," jelasnya.
"Kami percaya bahwa sangat kredibel bahwa kami akan memiliki puluhan juta dosis vaksin standar keamanan (Food and Drug Administration) pada akhir tahun ini dan ratusan juta dosis saat kita memasuki awal tahun depan," tegasnya, seperti dikabarkan Sydney Morning Herald.
KOMENTAR ANDA