Para pendukung keputusan Distrik Sekolah Kabupaten Cherokee bersorak saat pembukaan kembali sekolah dan mendukung para pengajar yang tiba di kantor pusat distrik di Kanton, Georgia/CNN
Para pendukung keputusan Distrik Sekolah Kabupaten Cherokee bersorak saat pembukaan kembali sekolah dan mendukung para pengajar yang tiba di kantor pusat distrik di Kanton, Georgia/CNN
KOMENTAR

PEMBUKAAN sekolah di sejumlah wilayah di Amerika Serikat menjadi sorotan tersendiri. Pasalnya, tidak lama setelah pembelajaran tatap muka kembali dilakukan, lonjakan kasus penularan Covid-19 pun terjadi.

Melansir CNN, setidaknya ada lebih dari 2.000 siswa, guru, dan anggota staf di lima negara bagian di Amerika Serikat yang telah melakukan karantina mandiri setelah muncul 230 kasus positif Covid-19 di lingkungan sekolah.

Ini menjadi awal yang suram bagi tahun ajaran baru yang banyak diharapkan akan membuka jalan bagi kondisi normal baru di Amerika Serikat.

Pembukaan kembali sekolah menjadi dilema baru bagi banyak warga Amerika Serikat. Di satu sisi, pembukaan kembali sekolah memicu potensi penularan virus corona, terutama pada para siswa.

Tapi di sisi lain, pembelajaran jarak jauh memiliki konsekuensi negatif bagi siswa usia dasar dan keluarga yang bekerja.

Sebagai contoh, di Distrik Sekolah Distrik Cherokee Georgia, lebih dari 1.100 siswa, guru, dan anggota staf berada di bawah karantina setelah kasus Covid-19 dilaporkan.

Distrik tersebut mulai belajar tatap muka sejak 3 Agustus lalu. Pada awal pekan ini, distrik tersebut melaporkan 59 kasus positif Covid-19 di lingkungan sekolah.

Di waktu yang bersamaan, tepatnya selama empat minggu terakhir, telah terjadi peningkatan hingga 90 persen kasus Covid-19 pada anak-anak, merujuk pada analisis dari American Academy of Pediatrics dan Children's Hospital Association.

Wakil ketua American Academy of Pediatrics Committee on Infectious Diseases, Dr Sean O'Leary, mengatakan bahwa peningkatan kasus Covid-19 pada anak-anak harus ditanggapi dengan serius.

"Tidak adil untuk mengatakan bahwa virus ini sepenuhnya jinak pada anak-anak," kata O'Leary.

"Kami telah mengalami 90 kematian pada anak-anak di Amerika Serikat, hanya dalam beberapa bulan. Setiap tahun kami mengkhawatirkan influenza pada anak-anak, dan ada sekitar 100 kematian pada anak-anak akibat influenza setiap tahun," sambungnya.




Gunung Lewotobi Kembali Meletus Disertai Gemuruh, Warga Diimbau Tetap Tenang dan Waspada

Sebelumnya

Timnas Indonesia Raih Kemenangan 2-0 atas Arab Saudi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News