PASUKAN Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) dalam Peringatan Kemerdekaan 17 Agustus pada tahun hanya terdiri dari delapan orang saja. Mereka adalah anggota dari Paskibraka tahun lalu yang kembali dipilih berdasarkan aspek penilaian dan pertimbangan oleh Kementrian Pemuda dan Olahraga.
Tahun ini, seleksi pemilihan putra dan putri terbaik sebagai pasukan pengibar bendera ditiadakan karena adanya pandemik. Jumlah Paskibraka yang biasanya sebanyak 68 orang mengalami pengurangan drastis karena disesuaikan dengan protokol kesehatan.
Pandemik Covid-19 membuat penyelenggaraan upacara HUT ke-75 Republik Indonesia menjadi sangat berbeda dan digelar secara terbatas.
Sebelumnya, delapan siswa dan siswi terbaik dari delapan provinsi di Indonesia itu telah dikukuhkan sebagai Paskibraka 2020 tingkat nasional oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), di Istana Negara, Jakarta Pusat, pada Kamis lalu. Delapan orang tersebut resmi mencopot status Paskibraka Nasional 2019.
Nama-nama anggota Paskibraka yang akan bertugas pada 17 Agustus 2020 mendatang di halaman Istana Merdeka ialah:
1. Indrian Puspita Rahmadhani (Provinsi Aceh)
2. Sylvia Kartika Putri (Provinsi Sumatera Utara)
3. Sudrajat Prawijaya (Provinsi Bengkulu)
4. Dhea Lukita Andriana (Provinsi Jawa Timur)
5. I Gusti Agung Bagus Kade Sanggra Wira Adhinata (Provinsi Bali)
6. Muhammad Adzan (Provinsi Nusa Tenggara Barat)
7. Muhammad Asri Maulana (Provinsi Kalimantan Selatan)
8. Muhammad Arief Wijaya (Provinsi Sulawesi Tenggara).
Salah satu anggota Paskibraka, Sylvia Kartika Putri, mengaku sangat antutias sekaligus terharu kembali terpilih menjadi anggota Paskibraka Nasional 2020 bersama tujuh rekan lainnya.
Gadis kelahiran 19 Agustus 2003 ini, setelah mendapati laporan penujukannya, segera melakukan berbagai persiapan mulai dari pengetesan Covid-19 hingga mengikuti pelatihan baris berbaris, ia juga telah melengkapi beberapa data terkait persyaratan keanggotaan Pasukan Pengibaran Bendera Pusaka
Latihan dilakukan di Cibubur, Jakarta Timur, sejak 6 Agustus dengan disiplin tinggi terhadap protokol kesehatan untuk keselamatan dan kenyamanan bersama, seperti dikuti dari laman Setneg.
Perwakilan SMA Swasta Kartika I-4, Pematang Siantar, Sumatera Utara, ini mengaku latihan tahun ini sungguh berbeda. Susana lebih sepi karena hanya delapan orang.
Dia dan rekan-rekannya harus berdisiplin menjalankan protokol kesehatan saat latihan digelar.
"Latihan dimulai dari jam tujuh pagi. Harus tetap gunakan masker, face shield, sarung tangan, dan tetap jaga jarak," kata putri sulung dari Serda TNI Indonesia yaitu Tarsiman dan Tuti Chairi.
KOMENTAR ANDA