PB IDI menyerukan agar layanan kesehatan bagi ibu dan anak tetap dijalankan selama masa pandemik Covid-19/Net
PB IDI menyerukan agar layanan kesehatan bagi ibu dan anak tetap dijalankan selama masa pandemik Covid-19/Net
KOMENTAR

DI HARI perayaan Kemerdekaan Indonesia Ke-75 (Senin, 17/8), Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menyoroti soal masalah layanan kesehatan bagi ibu dan anak yang terganggu akibat pandemik virus corona atau Covid-19.

Dalam sebuah seruan kemerdekaan yang dibuat oleh PB IDI bersama dengan Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (PP IAKMI), Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPP PPNI) dan Gerakan Kesehatan Ibu dan Anak (GKIA), mereka menyoroti soal penurunan kunjungan pemeriksaan kehamilan dan pelayanan bayi, balita dan anak selama masa pandemik.

Selain itu, di masa pandemik saat ini, sebagian besar posyandu di Indonesia justru mengalami penutupan. Tercatat hanya ada 19,2 persen puskesmas yang tetap melaksanakan kegiatan posyandu selama pandemik.

"Hal ini menyebabkan tidak optimalnya pemantauan perkembangan dan pertumbuhan bayi dan balita dan intervensi kesehatan ibu dan anak lainnya. Dalam layanan imunisasi, survei cepat Kemenkes bersama UNICEF menemukan lebih dari separuh fasilitas kesehatan di Indonesia melaporkan layanan imunisasi tidak berjalan secara baik akibat Covid-19," begitu bunyi pernyataan bersama tersebut.

Menurunnya kunjungan layanan kesehatan ibu dan anak akan menjadi hambatan dalam pencapaian target pemerintah untuk menurunkan stunting, yaitu pada angka 14 persen pada 2024. Dalam jangka panjang, hal ini akan menjadi bencana baru hilangnya generasi produktif di masa mendatang.

Menyikapi kondisi tersebut, mereka menyerukan empat hal utama, yakni:

1. Mengimbau semua pihak untuk berpartisipasi dan memberika dukungan dalam pemenuhan akses terhadap layanan kesehatan ibu dan anak selama pandemik Covid-19

2. Mengajak masyarakat untuk tetap mengakses layanan kesehatan ibu dan anak seperti pemeriksaan kehamilan, bersalin di fasilitas kesehatan, imunisasi dan kunjungan posyandu dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan seperti memakai masker menjaga jarak aman dan mencuci tangan.

3. Mengimbau fasilitas pelayanan kesehatan menjalankan pelayanan dan program kesehatan masyarakat dengan lebih menerapkan dan mematuhi protokol pencegahan dan pengendalian infeksi. Untuk posyandu tetap memberikan upaya kesehatan ibu dan anak di masyarakat dengan menerapkan protokol kesehatan seperti menerapkan jaga jarak minimal satu meter, pemberlakukan ketat sistem triase yang memastikan sasaran imunisasi dan orangtua pengantar dalam keadaan sehat dan mengimbau agar bagi yang sakit untuk menunda waktu kunjungan ke posyandu, mengatur jam kedatangan sehingga tidak terjadi penumpukan dalam waktu yang bersamaan serta orang tua/keluarga dan anak selalu diingatkan untuk menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat dengan cuci tangan akai sabun (CTPS) dan memakai masker di luar rumah.

4. Meminta pemerintah untuk memasifkan berjalannya program kesehatan masyarakat khususnya kampanye kesehatan ibu dan anak di masyarakat. Termasuk mengingatkan bahwa Agustus adalah bulan penimbangan balita dan pemberian vitamin A, serta mensosialisasikan panduan terkait layanan kesehatan ibu dan anak selama pandemi kepada tenaga kesehatan dan pengelola fasilitas kesehatan.




3 Resolusi Sehat Menjelang Tahun 2025: Jangan Abai Mengelola Stres

Sebelumnya

Cara Mengolah Kentang yang Tepat Agar Nutrisinya Terjaga

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Health