CALON Presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat, Joe Biden sudah memperkenalkan pendampingnya yang selama ini sangat ditunggu-tunggu. Ia adalah Kamala Harris, Senator AS dari California.
Meski baru diperkenalkan, kehadiran Harris telah memicu banyak perhatian, terutama dari lawannya sekaligus petahana, Presiden Donald Trump.
Kehadiran perempuan 55 tahun tersebut juga meningkatkan daya tarik pemilihan umum (pemilu) tahun ini, sehingga antusiasme warga AS saat ini cukup tinggi.
Demikian yang disampaikan oleh Konsul Jenderal RI di Houston, Nana Yuliana dalam diskusi virtual RMOL World View bertajuk "AS 2020: Politik Vs Pandemik, Pelik" pada Senin (17/8).
Nana menjelaskan, jika melihat dari kecenderungan berbagai survei, pasangan Joe Biden dan Kamala Harris dari Partai Demokrat tampak lebih unggul dari pasangan Partai Republik, Donald Trump dan Mike Pence.
Jika harus membandingkan, Nana mengatakan, situasi pemilu kali ini hampir sama ketika pemilihan 2008, saat Barack Obama maju untuk pencalonan.
"Sehingga ini akan sangat menarik sekali untuk melihat sejauh mana Demokrat masih bisa bertahan dengan angka yang saat ini unggul," ujarnya.
Harris, kata Nana, bisa membantu Biden meningkatkan perolehan suara, terutama dari kelompok kulit hitam, Afrika-Amerika, dan Asia-America. Pasalnya, Harris adalah perempuan sekaligus warga kulit hitam dan Asia pertama yang mencalonkan diri untuk jabatan tersebut.
Sementara itu, jika dilihat dari konstituen setiap partai, tampak masing-masing memiliki ciri khas.
Untuk konstituen Partai Demokrat mayoritas adalah perempuan dan orang-orang dengan pendidikan tinggi. Sementara Partai Republik didominasi oleh orang kulit putih, bahkan hingga 54 persen, dan mereka dari kalangan pekerja.
Dengan kondisi yang terjadi saat ini, di mana pemilu digelar di tengah pandemik Covid-19, maka kehadiran Harris, kata Nana, akan menjadi menarik. Belum lagi ada isu rasial yang dipicu kematian warga kulit hitam George Floyd.
Kemudian, ada juga dampak ekonomi dari Covid-19, di mana dalam dua kuartal tahun ini, AS mengalami penurunan yang sangat signifikan. Kuartal pertama mencapai minus 5 persen, dan kuartal kedua mencapai minus 32,9 persen.
"Sehingga yang terjadi di AS menjadi overlapping isu," ujarnya. "Saya kira pemilu kali ini menjadi pemilu yang very challenging," pungkasnya.
KOMENTAR ANDA