Jessica Fox merupakan pilot tanpa lengan pertama di Amerika Serikat/Net
Jessica Fox merupakan pilot tanpa lengan pertama di Amerika Serikat/Net
KOMENTAR

KEKURANGAN bukanlah hambatan untuk meraih impian. Pesan itu agaknya yang hendak disampaikan oleh seorang wanita bernama Jessica Cox.

Dia adalah pilot bersertifikat pertama di Amerika serikat yang tidak memiliki lengan.

Cox memperoleh sertifikat pilot olahraga pada tahun 2008. Dia adalah pilot tanpa lengan pertama yang mendapatkan sertifikat. Cox mampu menerbangkan pesawat Ercoupe atau pesawat
monoplane sayap rendah secara profesional menggunakan kedua kakinya, tanpa pedal kemudi di bawah hak istimewa pilot olahraga.

Bukan hal yang mudah untuk hidup tanpa kedua lengan. Sejak terlahir ke dunia pada tahun 1983, Cox memiliki keistimewaan, yakni tidak memiliki lengan.

Hal itu membuatnya terlatih sejak kecil untuk melakukan aktivitas dengan menggunakan kaki dan jari kakinya sebagai pengganti lengan.

Namun kondisi tersebut tidak semerta-merta membuat Cox berkecil hati. Berkat ketegarannya dan kegigihannya, dia pernah menjadi orang yang mendapatkan sabuk hitam tanpa lengan pertama di dunia taekwondo. Bukan hanya itu, dia juga merupakan peselancar dan penyelam scuba pertama tanpa lengan yang bersetifikat.

Kepada CNN, Cox menjelaskan bahwa kekurangannya bukanlah habatan bagi dirinya untuk melakukan apa yang dia mau.

Dia bahkan mampu mengetik 25 kata per menit dan terbiasa membalas email atau pesan dengan jari-jari kaki di layar sentuh.

Hal itu juga tidak lepas dari adanya Undang-Undang Penyandang Disabilitas (ADA) di Amerika Serikat. UU yang sudah disahkan sejak hampir 30 tahun lalu itu memberikan perhatian lebih pada penyandang disabilitas.

ADA sendiri disahkan menjadi UU oleh Presiden George H.W. Bush pada 26 Juli 1990. Di bawah ADA, tempat kerja dan ruang publik diubah, seperti tinggi trotoar diturunkan untuk memungkinkan akses kursi roda. Selain itu, akses bagi penyandang disabilitas di berbagai sektor dipermudah.

"Jessica Cox telah bekerja dengan Humanity & Inclusion (sebelumnya Handicap International) sejak 2013, mewakili organisasi di tempat-tempat seperti Ethiopia, Filipina, dan Nepal," kata Jeff Meer, Direktur Eksekutif AS untuk Kemanusiaan & Inklusi.

"Di Amerika Serikat, Cox telah merefleksikan pengalaman dalam advokasi untuk terus menekan Amerika Serikat untuk meratifikasi perjanjian Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hak-Hak Penyandang Disabilitas. Kami berterima kasih padanya atas kepemimpinannya dalam urusan yang belum selesai ini," sambungnya seperti dimuat Aopa.




Stella Christie, Ilmuwan Kognitif dan Guru Besar Tsinghua University yang Terpilih Jadi Wakil Menteri Dikti Saintek RI

Sebelumnya

Nicke Widyawati Masuk Fortune Most Powerful Women 2024

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Women