KATARAK adalah fenomena normal untuk Anda yang telah berusia 55 tahun ke atas. Selain karena lanjut usia, katarak juga disebabkan oleh trauma atau cedera mata. Jumlah penderita katarak di Indonesia cukup tinggi, yaitu mencapai 1,4 persen dari jumlah penduduk.
Begitu disampaikan dr Imsyah Satari, SpM, dalam tayangan Buss Health Talk X SMEC: Katarak dan Tindakan Pengobatan Terupdate (Live Surgery), Rabu (19/8).
"Saat ini ada sekitar 4 juta warga Indonesia yang menderita katarak. Belum lagi pertumbuhan penderita katarak setiap tahunnya yang mencapai sekitar 300 ribu orang," ungkap dr Imsyah, CEO SMEC Grup.
Pengobatan katarak yang dilakukan SMEC memang sangat modern. Mereka menggunakan teknik operasi katarak "Phacoemulsifikasi" yang merupakan operasi katarak tanpa jahitan dan tidak perlu menunggu katarak menjadi matang sebelum dilakukan tindakan operasi.
Teknik Phacoemulsifikasi adalah suatu teknik operasi mata katarak terbaru menggunakan sebuah alat khusus atau sering disebut laser katarak. Di sini, penderita katarak yang akan menjalani operasi dilakukan tindakan awal berupa anastesi. Selanjutnya, ahli bedah akan membuat tiga sayatan kecil dekat kornea.
Selanjutnya, lensa yang keruh disedot keluar melalui sayatan. Dan setelah bersih, akan dimasukkan suatu lensa intraokuler yang terbuat dari plastik, silikon, atau akrilik.
"Karena sayatannya sangat kecil, jahitan biasanya tidak diperlukan. Selama beberapa minggu setelah operasi, akan diberikan resep obat mata tetes untuk membantu penyembuhan dan mencegah infeksi," jelas dr Desya Rahayu, yang memberikan penjelasan selama dr Imsyah menjalani operasi katarak kepada salah seorang pasien, Rabu (19/8).
Selain itu, SMEC juga menyediakan layanan virtual care, sebuah layanan untuk memberikan konsultasi kesehatan mata melalui medium digital atau secara daring. Lewat SMEC Virtual Care tele-oftalmologi, konsultasi dapat dilakukan secara daring lewat situs www.rsmatasmec.com/virtualcare dengan biaya Rp 25.000.
KOMENTAR ANDA