MEMASUKI musim panas, salah satu hal yang perlu diwaspadai adalah risiko sengatan panas atau umum disebut dengan heatstroke, terutama untuk kaum lansia.
Heatstroke sendiri adalah kondisi ketika tubuh mengalami peningkatan suhu secara drastis hingga mencapai 40 derajat celcius atau bahkan lebih. Heatstroke biasanya terjadi saat seseorang menerima paparan suhu panas dari lingkungan sekitar di luar batas toleransi tubuhnya, misalnya saat cuaca sedang sangat terik.
Untuk mencegah terjadinya heatstroke, penting untuk mengenal lebih dekat kondisi ini. Berikut 5 fakta soal heatstroke yang perlu diketahui:
1. Heatstroke bisa terjadi di dalam rumah
Heatstroke adalah risiko kesehatan yang sangat besar bagi terutama orang tua dan lansia. Pasalnya kondisi ini bisa menyebabkan kematian.
Di Jepang, merujuk pada data Badan Penanggulangan Kebakaran dan Bencana, sekitar 71 ribu orang di negeri sakura itu dibawa ke rumah sakit dengan transportasi darurat karena heatstroke yang terjadi antara bulan Mei hingga September 2019. Dari total kasus tersebut, 38 persen di antaranya terjadi di rumah.
Hal itu bisa terjadi karena tingkat suhu dan kelembapan di musim panas seringkali lebih tinggi di dalam ruangan daripada di luar ruangan. Kondisi seperti itu memudahkan terjadinya heatstroke, terutama jika suhu ruangan tidak terkontrol dengan baik atau jika Anda tidak cukup terhidrasi.
2. Tiga tingkatan heatstroke
Heatstroke tidak semerta-merta terjadi secara mendadak. Ada tahapan atau tingkatan yang terjadi dan gejala yang ditimbulkan pada tubuh pun berbeda-beda.
Melansir NHK, ada tiga tingkat keparahan heatstroke. Tingkat pertama menyebabkan gejala seperti pusing, pingsan, kram kaki, dan kram perut.
Tingkat kedua bisa menyebabkan sakit kepala, mual dan muntah, serta kelelahan.
Kondisi terburuk adalah ketika sudah mencapai tingkat tiga, yakni menyebabkan efek mental, kejang, dan tubuh yang terlalu panas. Heatstroke kategori terakhir ini dapat menyebabkan kematian.
3. Kenali penyebab heatstroke
Tubuh manusia menjalankan sistem regulasi konstan untuk menjaga suhu ideal. Jika suhu di sekitar tubuh meningkat, maka suhu di dalam tubuh juga meningkat dan panas dilepaskan. Begitu pun sebaliknya, jika suhu sekitar turun, suhu tubuh pun akan turun, karena tubuh kita bekerja menjaga panas di dalam.
Heatstroke terjadi ketika tubuh kita tidak dapat melakukan penyesuaian ini dan suhu meningkat dengan cepat.
Tubuh kita juga mengatur suhunya dengan cara berkeringat. Namun, jika kita tidak mengganti cairan dan garam mineral ini, dapat menyebabkan dehidrasi. Karena itu penting untuk tetap menjaga tubuh agar tidak dehidrasi.
Selain itu, penyebab lainnya tentu cuaca panas ekstrim yang meningkatkan suhu panas.
4. Lansia sangat berisiko
Heatstroke yang parah sangat berbahaya bagi lansia, dan sering kali dapat menyebabkan kematian.
Sebenarnya, kebanyakan orang bisa tahu kapan suhu naik. Namun, hal ini seringkali sulit dilakukan oleh lansia. Mereka seringkali lebih dulu terkena heatstroke bahkan sebelum menyadari ada yang tidak beres.
Selain itu, berkeringat juga kerap kali sulit dilakukan oleh lansia. Akibatnya, mereka tidak memiliki metode penting pengaturan suhu.
Bukan hanya itu, lansia juga sering tidak dapat mendeteksi rasa haus dan tubuh mereka membawa lebih sedikit air daripada orang yang lebih muda. Hal itu menyebabkan mereka lebih rentan terhadap dehidrasi.
Selain lansia, orang yang bekerja di luar ruangan, atlet yang berlatih di siang hari, anak-anak, dan bayi juga rentan terserang heatstroke.
Bukan hanya itu, orang yang menderita penyakit kronis, seperti gejala sisa stroke (infark serebral dan pendarahan otak) atau diabetes, harus berhati-hati karena kondisi mereka menyulitkan tubuh mereka untuk menghadapi panas, karena mereka umumnya tidak merasakan peningkatan suhu dan tidak mudah berkeringat.
KOMENTAR ANDA