PANDEMIK virus corona atau Covid-19 tidak bisa dipandang sebelah mata. Selain karena penularannya nyang masif dan mudah, virus ini juga masih belum memiliki penangkalnya hingga saat ini.
Tidak hanya itu, beberapa waktu belakangan muncul kasus infeksi ulang Covid-19 pada orang yang pernah terinfeksi Covid-19 sebelumnya.
Awal pekan ini, peneliti di Hong Kong melaporkan kasus seorang pria sehat berusia 30 tahunan yang terinfeksi ulang Covid-19. Dia diketahui pernah terinfeksi Covid-19 pertama kali pada sekitar empat bulan terakhir.
Para penelitu mengatakan, pengurutan genom menunjukkan dua galur virus "jelas berbeda".
Meski begitu, melansir BBC, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan penting untuk tidak langsung mengambil kesimpulan berdasarkan kasus satu pasien.
Selain itu, para ahli mengatakan infeksi ulang mungkin jarang terjadi dan belum tentu serius.
Selang sehari kemudian, dua kasus infeksi uang Covid-19 juga dikonfirmasi di Eropa.
Pada Selasa (25/8), Kepala Departemen Virologi Erasmus MC, Marion Koopmans mengkonfirmasi infeksi ulang Covid-19 di Belanda. Hal itu dilaporkan oleh penyiar Belanda NOS dan temuan itu dikonfirmasi ke Euronews melalui telepon oleh juru bicara Erasmus MC.
Penyiar VRT Belgia juga melaporkan kasus infeksi ulang telah dikonfirmasi di Belgia.
"Memang ada perbedaan yang cukup untuk dapat berbicara tentang jenis yang berbeda, infeksi kedua," jelasnya.
Para ahli telah bereaksi dengan hati-hati terhadap temuan baru, karena masih harus dilihat apakah ini kasus yang jarang terjadi.
Seorang dokter penyakit menular dan ahli epidemiologi, Dr Isaac Bogoch, mengatakan kepada <i>Euronews</i> bahwa kita tidak perlu khawatir dengan berita tersebut.
"Kami tahu ini pasti akan terjadi, ini hanya masalah waktu, kami pasti memiliki satu kasus yang kredibel sekarang, mungkin ada beberapa kasus lainnya, dan kami akan melihat lebih banyak," jelasnya.
KOMENTAR ANDA