Petugas medis di Kongo sedang membujuk bocah keil untuk diimunisasi/ Net
Petugas medis di Kongo sedang membujuk bocah keil untuk diimunisasi/ Net
KOMENTAR

REPUBLIK Demokratik Kongo (DRC) mengumumkan berakhirnya wabah campak selama yang melanda negeri itu selama 25 bulan terakhir dan telah merenggut nyawa lebih dari 7.000 anak balita.

Wabah mematikan itu berhasil dimentahkan oleh vaksinasi dalam skala besar, di mana jutaan anak-anak dan bayi diimunisasi.

"Selama sebulan terakhir, kami dapat mengatakan bahwa epidemi ini telah diberantas dari seluruh wilayah kami," kata Menteri Kesehatan Eteni Longondo, seperti dikutip dari AFP, Rabu (26/8)

"Kami dapat mengatakan bahwa campak (di DRC ) sudah tidak ada lagi," tambahnya.

Campak adalah penyakit virus yang sangat menular terutama kepada anak-anak. Komplikasi paling serius yang disebabkan virus ini termasuk kebutaan, pembengkakan otak, diare, dan infeksi saluran pernapasan yang parah.

Setelah umum, penyakit ini telah menyebar ke seluruh dunia. Namun hal itu dapat teratasi berkat tersedianya vaksin yang murah dan efektif. Tetapi tingkat imunisasi yang rendah di antara masyarakat dapat menyebabkan infeksi menyebar dengan cepat.

"Epidemi campak terjadi pada tingkat yang rendah tetapi merupakan yang paling mematikan. Lebih dari 7.000 anak kami meninggal," kata Longondo.

Menkes menambahkan akan tetap melanjutkan program vaksinasi rutin untuk mencegah virus bangkit kembali.

Kasus pertama campak pada wabah terbaru tercatat pada Juni 2018. Hingga Januari tahun ini, WHO telah mencatat lebih dari 335 ribu kasus suspek penyakit, 6.362 di antaranya berakibat fatal.

Sebagai perbandingan, Kongo yang memiliki luas seukuran benua Eropa barat telah mencatat 9.891 kasus virus korona, 251 di antaranya berakibat fatal.

Pengumuman di Kinshasa terjadi menjelang deklarasi yang dilakukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO) bahwa virus polio liar telah berhasil diberantas dari Afrika.

Tim kesehatan telah berjuang untuk menghapus sisa-sisa terakhir polio di timur laut Nigeria, di mana para jihadis mengatakan vaksinasi adalah konspirasi untuk mensterilkan kaum muda Muslim.

 




Dukung Presiden Prabowo Bawa Ahli Medis India ke Indonesia, Andi Arief: Kasihan Rakyat Kecil Tidak Punya Jalan Keluar untuk Transplantasi Organ

Sebelumnya

Gunung Lewotobi Kembali Meletus Disertai Gemuruh, Warga Diimbau Tetap Tenang dan Waspada

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News