Dutabesar Indonesia di India Sidharto Suryodipuro dalam program RMOL World View/Farah
Dutabesar Indonesia di India Sidharto Suryodipuro dalam program RMOL World View/Farah
KOMENTAR

Pandemik virus corona atau Covid-19 merupakan unprecedented, atau keadaan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sehingga tidak heran jika ketika pandemik Covid-19 terjadi, banyak negara di dunia kerepotan atau bahkan kelabakan dalam menanganinya.

Masing-masing negara di dunia juga memiliki respon dan kebijakan sendiri yang unik dan menarik untuk diulik dalam menangani pandemik, tidak terkecuali di India.

"Setiap negara melakukan eksperimennya sendiri menghadapi Covid-19. Tidak ada formula baku," ujar Dutabesar Indonesia di India Sidharto Suryodipuro dalam program RMOL World View bertajuk "Titian Emas Indonesia-India" yang digelar secara virtual pada awal pekan ini.

Dia menjelaskan bahwa India juga memiliki cara penanganan Covid-19 yang menarik. Pertama-tama adalah dengan menerapkan lockdown alias penguncian yang ketat.

"Lockdown berlangsung dengan ketat selama sekitar enam minggu. Keluar rumah pun dibatasi, untuk berbelanja keperluan sehari-hari juga dibatasi," jelasnya.

"Saya sebagai dutabesar juga membatasi diri untuk keluar karena kita menghormati tuan rumah kita," cerita Sidharto.

Namun setelah sekitar enam minggu pembatasan ketat tersebut diberlakukan, negeri Bollywood pun mulai melonggarkan lockdown.

"Pelonggaran atau disebut juga unlocking dilakukan secara bertahap dan sekarang kita memasuki tahap unlocking keempat," sambungnya.

"Jadi sekarang hampir semua hal bisa dilakukan lagi kecuali sekolah yang masih ditutup. Tapi mal dan pasar sudah mulai dibuka, metro juga akan segera dibuka. Penerbangan internasional terjadwal selama September ini juga akan dilakukan kembali," tandas Sidharto.

Merujuk pada data dari John Hopkins University, India merupakan salah satu negara yang masuk kategori paling banyak jumlah infeksi Covid-19 di dunia. Per awal September 2020 ini, tercatat jumlah kasus infeksi Covid-19 di India telah menyentuh angka lebih dari 3,7 juta jiwa dengan lebih dari 66 ribu kasus meninggal dunia.




Kementerian Agama Luncurkan Program “Baper Bahagia” untuk Dukung Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

Sebelumnya

Fitur Akses Cepat Kontak Darurat KDRT Hadir di SATUSEHAT Mobile

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News