Pembukaan kembali sekolah di tengah pandemik Covid-19 yang masih belum usai menjadi perdebatan tersendiri di banyak negara di dunia/Net
Pembukaan kembali sekolah di tengah pandemik Covid-19 yang masih belum usai menjadi perdebatan tersendiri di banyak negara di dunia/Net
KOMENTAR

BAGI banyak orang, menjalankan kehidupan di tengah pandemik Covid-19 bukan merupakan hal mudah. Hal tersebut pun bukan hanya dialami oleh orangtua, tapi juga anak-anak.

Namun sejauh ini, ancaman Covid-19 masih mengintai. Sehingga bagi sebagian pihak, melaksanakan semua kegiatan di dalam rumah merupakan pilihan yang terbaik.

Akan tetapi, sejumlah negara di dunia saat ini mulai atau akan segera mulai kembali membuka gerbang sekolah dan menggelar pembelajaran tatap muka.

Lantas, kapan dan bagaimana sekolah akan dibuka kembali setelah pandemik Covid-19?

Melalui sebuah artikel yang diunggah di situs resminya, badan PBB yang mengurusi masalah anak-anak, UNICEF menjelaskan bahwa pandemik Covid-19 menyebabkan lebih dari 1 miliar siswa di dunia tidak belajar tatap muka di kelas.

Namun, 105 dari 134 negara yang telah menutup sekolah (atau sekitar 78 persen di antaranya) telah memutuskan tanggal untuk membuka kembali sekolah. Bahkan 59 dari 105 negara tersebut telah membuka kembali sekolah atau berencana untuk segera membukanya.

UNICEF memperingatkan bahwa otoritas lokal maupun pihak yang berwenang di setiap negara atau wilayah harus mempertimbangkan manfaat dan risiko di seluruh faktor pendidikan, kesehatan masyarakat dan sosial-ekonomi, dalam konteks lokal.

"Kepentingan terbaik setiap anak harus menjadi pusat dari keputusan ini (membuka kembali sekolah), menggunakan bukti terbaik yang tersedia, tetapi bagaimana hal ini akan terlihat berbeda dari sekolah ke sekolah," begitu imbau UNICEF.

Terkait pembukaan kembali sekolah, sejumlah orangtua mungkin menyambutnya dengan gembira dan waswas di saat yang bersamaan. Salah satu sumber kecemasan itu adalah pertanyaan soal, "apakah aman bagi anak saya untuk kembali ke sekolah?".

UNICEF menilai bahwa keputusan tentang tindakan pengendalian di sekolah dan penutupan serta pembukaan sekolah harus konsisten dengan keputusan tentang jarak fisik dan tindakan respons kesehatan masyarakat dalam masyarakat.

"Kembali ke sekolah kemungkinan akan terlihat sedikit berbeda dari apa yang biasa Anda dan anak Anda lakukan sebelumnya. Ada kemungkinan bahwa sekolah dapat dibuka kembali untuk jangka waktu tertentu dan kemudian keputusan dapat diambil untuk menutupnya kembali untuk sementara, bergantung pada konteks lokal," imbau UNICEF.

"Karena situasi yang berkembang, pihak berwenang harus fleksibel dan siap beradaptasi untuk membantu menjaga keamanan setiap anak," sambung pernyataan yang sama.

Pertanyaan yang selanjutnya muncul, tindakan pencegahan apa yang harus diambil sekolah untuk mencegah virus Covid-19 menyebar di sekolah?

UNICEF menekankan bahwa pembukaan kembali sekolah harus konsisten dengan respons kesehatan Covid-19 secara keseluruhan di setiap negara untuk membantu melindungi siswa, staf, guru, dan keluarga mereka.

Beberapa tindakan praktis yang dapat diambil sekolah antara lain adalah dengan membuat jam awal dan akhir sekolah yang pasti,s erta menjadwalkan jam makan yang sesuai.

Selain itu, jika memungkinkan, memindahkan pembelajaran di luar kelas atau ruang terbuka serta mengadakan sekolah secara bergiliran, untuk mengurangi kepadatan siswa di kelas.

Bukan hanya itu, fasilitas air dan kebersihan akan menjadi bagian penting dari pembukaan kembali sekolah dengan aman. Pihak sekolah harus menjadi pendorong utama untuk meningkatkan tindakan kebersihan, termasuk mencuci tangan, etika batuk dan bersin, memberlakukan jarak fisik, prosedur pembersihan fasilitas dan praktik penyiapan makanan yang aman.




Kementerian Agama Luncurkan Program “Baper Bahagia” untuk Dukung Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

Sebelumnya

Fitur Akses Cepat Kontak Darurat KDRT Hadir di SATUSEHAT Mobile

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News