MENTERI baru di Jepang yang bertanggungjawab untuk urusan telekomunikasi menyatakan keinginannya untuk memacu persaingan di antara perusahaan telepon seluler Jepang untuk menurunkan biaya.
Dia adalah Menteri Dalam Negeri dan Komunikasi Takeda Ryota. Dalam pernyataannya kepada wartawan di Jepang pada Kamis (17/9), dia mengataka bahwa pinsel saat ini bukan lagi barang mewah.
Meski begitu, seperti dikabarkan NHK, dia mengatakan bahwa alat komunikasi adalah barang penting yang mungkin bisa menyelamatkan nyawa.
Takeda mengakui bahwa biaya telepon seluler di Jepang terlalu tinggi dibandingkan dengan negara lain.
Karena itu, di bawah kepemipiannya dia menekankan perlunya paket pembayaran yang nyaman, dapat diterima dan mudah dipahami.
Diketahui bahwa pemangkasan biaya telepon seluler di Jepang juga merupakan janji dari Perdana Menteri Jepang yang baru, Yoshihide Suga.
Suga, yang telah menjadi Kepala Sekretaris Kabinet di masa pemerintahan Perdana Menteri Shinzo Abe berjanji untuk mempertahankan kebijakan ekonomi makro pendahulunya, Shinzo Abe sambil mengejar reformasi yang diperlukan.
Dalam beberapa hari terakhir, Suga telah meningkatkan tekanan pada operator telekomunikasi Jepang untuk menurunkan biaya. Minggu ini, dia menegaskan kembali bahwa biaya telepon seluler dapat dipangkas hingga 40 persen.
Suga diketahui menjabat sebagai perdana menteri baru Jepang pada Rabu malam (16/9) setelah parlemen secara resmi memilihnya sebagai perdana menteri baru.
KOMENTAR ANDA