MENJADI wanita yang menjalankan sederet peran, bukan hanya di dalam keluarga, tapi juga dalam dunia karir dan organisasi bukan merupakan hal yang mudah.
Setidaknya itu yang dialami oleh pengacara wanita top bidang infrastruktur Irawati Hermawan.
Nama Irawati Hermawan bukan nama asing di dunia hukum di tanah air. Dia merupakan praktisi hukum dan juga founder dan managing partner dari Hermawan Juniarto Corporate Law Firm, yang masuk ke dalam top 10 law firm di Indonesia.
Dia juga merupakan pengacara Indonesia yang pertama kali melakukan transaksi proyek Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) infratrusktur. Ira pernah mentransaksikan proyek air minum Tangerang sebagai proyek KPBU pertama di Indonesia.
Ira juga pernah mentransaksikan proyek lainnya seperti MRT, proyek Palapa Ring Indonesia bagian Barat, Tengah dan Timur, proyek Air minum Bandar Lampung, serta proyek kereta api Makassar-Pare Pare.
Di luar dunia hukum, Ira juga aktif menjalankan peran penting di berbagai organisasi dan lembaga. Dia merupakan Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Padjajaran (IKA UNPAD), Ketua Komite Organisasi Internasional Untuk Timur Tengah Dan Negara-Negara OIC di Kamar Dagang Indonesia, Pendiri dan penasihat Masyarakat Infrastruktur Indonesia (MII) serta Angota Dewan Pembina Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI).
Di sisi lain, Ira juga merupakan seorang istri dan ibu dari lima orang anak. Menjalankan sederet peran tersebut, Ira pun harus pandai 'juggling' atau membagi waktu agar segala sesuatunya bisa berjalan dengan baik.
Dalam ZoomTalk Farah.id bertajuk "Wanita dan Manajemen Kegiatan di Tengah Pandemi" pada Rabu (23/9), Ira berbagi kisahnya tersebut.
"Memang dengan banyak kegiatan di luar rumah, mau tidak mau harus pintar-pintar bagi waktu. Kapan harus mengerjakan tugas kantor. Tugas kantor juga kita harus pilih-pilih mana yang bisa didelegasikan ke orang lain, mana yang harus dikerjakan sendiri," papar Ira.
"Karena kita cuma punya waktu 24 jam dalam sehari dan harus istirahat cukup. Kuncinya adalah pintar bagi waktu dengan mendelegasikan tanggungjawab," jelasnya.
Meski merupakan sosok wanita yang sukses berkarir, Ira mengaku bahwa dia selalu meminta izin dan mengajak sang suami serta anak berdiskusi mengenai pekerjaan atau perannya di organisasi.
"Sebelum saya mengambil peran organisasi atau apapun itu kegiatan di luar rumah, saya selalu tanya suami dulu. Kalau suami dukung dan bilang oke, saya jalan. Biasanya suami juga sudah bisa terima konsekuensinya," ujar Ira.
Menurutnya, dukungan dari keluarga merupakan pemberi energi utama dalam setiap langkahnya berkarya dan berperan di luar rumah.
"Anak-anak juga selalu dukung karena kita banyak diskusi dengan mereka. Jadi support keluarga merupakan energi awal bagi saya untuk melangkah melaksanakan tugas-tugas," tandasnya.
KOMENTAR ANDA