Clinical Psychologist & Hypnotherapist Liza Marielly Djaprie dalam ZoomTalk Farah.id/Farah
Clinical Psychologist & Hypnotherapist Liza Marielly Djaprie dalam ZoomTalk Farah.id/Farah
KOMENTAR

PERASAAN cemas yang muncul di tengah situasi yang tidak baik atau tidak menentu seperti di tengah pandemi Covid-19 saat ini merupakan hal yang wajar terjadi.

"Kecamasan masuk ke ranah emosi, dan emosi adalah sesuatu yang wajar," ujar Clinical Psychologist & Hypnotherapist Liza Marielly Djaprie dalam ZoomTalk Farah.id bertajuk "Solusi Cerdas Atasi Cemas Di Masa Pandemi" yang digelar pada Jumat (25/9).

Meski begitu dia mengingatkan bahwa yang perlu diperhatikan lebih lanjut apakah kemudian emosi tersebut tersalurkan dengan baik atau tidak.

"Emosi adalah energi yang bergerak. Sehingga perlu diperhatikan bahwa emosi bisa digerakkan dan terolah sehingga keluar dengan baik," jelasnya, seraya mengingatkan bahwa emosi yang tidak tersalurkan dengan baik bisa berpotensi menyebabkan gangguan.

"Ibarat botol air minuman diisi air terus menerus, lama-lama bisa meletus. Begitupun dengan cemas. Cemas adalah hal yang wajar, apalagi di masa pandemik, karena memang seringkali dalam hidup ada kondisi yang di luar kendali kita. Sekarang tinggal bagaimana kita menerima dan menghadapi kondisi tersebut," papar Liza.

Lebih lanjut Liza menuturkan bahwa perlu diperhatikan juga apakah cemas yang terjadi berlebih dan bisa mengarah kepada depresi atau tidak. Dia menjelaskan bahwa cemas berlebih bisa diidentifikasi dari perubahan dalam diri yang terjadi secara signifikan. Setidaknya ada tiga indikasi umum yang bisa dilihat dari dalam diri sendiri.

"Pertama, apakah terjadi perubahan emosi secara signifikan atau tidak? Jadi seperti roller coaster. Bisa tiba-tiba senang, tapi bisa juga tiba-tiba menangis atau kacau," ujar Liza.

"Kedua adalah apakah terjadi perubahan pola makan atau tidak, baik itu jadi kebanyakan makan atau justru hilang napsu makan. Respon setiap orang tiba-tiba," sambungnya.

"Ketiga adalah perubahan pola tidur. Bisa orang menjadi insomnia atau susah tidur atau justru hipersomnia, atau orang yang sudah tidur panjang tapi masih merasa lelah," jelasnya lagi.

Liza menekankan bahwa jika tiga indikasi tersebut dirasakan dalam waktu yang lama dan sudah mengganggu aktivitas fisik dan sosial, maka bisa jadi itu sinyal akan cemas yang berlebih.




Hindari Cedera, Perhatikan 5 Cara Berlari yang Benar

Sebelumnya

Benarkah Mengonsumsi Terlalu Banyak Seafood Bisa Berdampak Buruk bagi Kesehatan?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Health