KECERDASAN intelektual merupakan hal yang penting untuk diasah. Namun seringkali kita lupa bahwa di samping itu, perlu juga kita memberikan perhatian yang sama pada kecerdasan spiritual dan kecerdasan emosional.
"Individu yang dikatakan sehat secara holistik atau secara keseluruhan adalah mereka-mereka yang punya kecerdasan intelektual yang baik, kecerdasan emosional yang baik dan juga kecerdasan spiritual yang baik," ujar Clinical Psychologist & Hypnotherapist Liza Marielly Djaprie dalam ZoomTalk Farah.id bertajuk "Solusi Cerdas Atasi Cemas Di Masa Pandemi" yang digelar pada Jumat (25/9).
Dia mengibaratkan tiga kecerdasan itu sebagai sebuah rumah.
"Kecerdasan spiritual adalah hubungan kita dengan Tuhan, itu adalah ibarat tiang-tiang pancang rumah. Dia penyangganya," kata Liza.
"Sedangkan kecerdasan emosional adalah dinding-dinding dan atapnya. Nah kecerdasan intelektual lebih seperti furnitur di dalamnya," sambungnya.
Liza menuturkan bahwa kecerdasan emosional adalah soal bagaimana seorang individu bisa fleksibel di lingkungan dan kehidupan dalam menghadapi berbagai kondisi dalam hidup.
"Seperti contohnya saat ini dalam kondisi pandemi Covid-19, bisa tidak kita beradaptasi? Apakah kita sudah punya manajemen stress yang baik? Termasuk juga apakah kita sudah memiliki self-awareness, emotional-awareness yang baik? Itu termasuk ke dalam kecerdasan emosional," ujarnya.
Sayangnya, menurut Liza, masih banyak orang tidak terbiasa melatih kecerdasan emosional mereka dengan baik.
"Padahal, ketika kecerdasan emosionalnya kurang, ibarat rumah tidak ada dinding dan atapnya. Jadi bisa dibayangkan, ketika kita hanya menekankan pada ibadah atau mengasah kecerdasan spiritual tanpa memperhatikan kecerdasan emosional, maka tiang pancang rumah kokoh, tapi tidak ada dinding dan atap. Dan kita dihajar terus menerus dengan hujan dan panas selama bertahun-tahun, maka lama-lama akan drop juga," papar Liza.
Oleh karena itu, Liza mengingatkan soal pentingnya bukan hanya kecerdasan intelektual dan spiritual yang perlu diasah, tapi juga kecerdasan emosional yang perlu mendapat perhatian yang sama.
"Mereka yang percaya seutuhnya konsep Tuhan yang maha kuasa, biasanya bisa menjalankan hidup dengan lebih mudah. Karena kembali lagi, kita percaya bahwa apa yang terjadi sudah atas persetujuan-Nya. Jadi mungkin kondisi yang ada saat ini menjadi momen untuk belajar agar membuat kita lebih kokoh lagi," jelas Liza.
"Proses-proses dalam hidup itu perlu kita olah. Maka, coba dianalisa, dipikir-pikir kembali atau dirasakan lagi, apa yang kita rasakan saat ini apakah karena kurang mendekatkan diri kepada Tuhan atau karena memang ada mental breakdown yang sedang kita rasakan," tutupnya.
KOMENTAR ANDA