Walikota Paris Anne Hidalgo akhirnya meresmikan sebuah taman umum untuk menghormati seorang wanita kulit hitam bernama Solitude/ Net
Walikota Paris Anne Hidalgo akhirnya meresmikan sebuah taman umum untuk menghormati seorang wanita kulit hitam bernama Solitude/ Net
KOMENTAR

WALIKOTA Paris Anne Hidalgo akhirnya meresmikan sebuah taman umum untuk menghormati seorang wanita kulit hitam bernama Solitude yang berjuang untuk pembebasan budak di pulau Guadeloupe di Karibia pada Sabtu (27/9).

Dalam kesempatan itu Hidalgo juga mengumumkan rencana untuk mendirikan patung Solitude, di situs di timur laut Paris. Ini akan menjadi patung pertama kota untuk menghormati wanita kulit hitam.

Di tengah protes global terhadap monumen untuk orang kulit putih yang terkait dengan kolonialisme atau perdagangan budak, para pemimpin Prancis telah menolak untuk menurunkan patung-patung itu, tetapi malah mendorong untuk merancang monumen baru untuk tokoh sejarah yang lebih beragam dan kurang dikenal.

La Mulâtresse Solitude lahir pada 1772, dia adalah tokoh sejarah dan pahlawan wanita dalam perang melawan perbudakan di Guadeloupe Prancis . Dia telah menjadi subyek legenda dan simbol perlawanan perempuan dalam perjuangan melawan perbudakan dalam sejarah pulau itu.

Dia lahir di pulau Guadeloupe sekitar tahun 1772. Ibunya adalah seorang wanita budak dari Afrika, dan ayahnya adalah seorang pelaut yang memperkosa ibunya di laut ketika dia diangkut dari Afrika ke Hindia Barat.

Dia disebut 'La Mulâtresse' ('Perempuan Mulatto') karena asalnya, yang memiliki arti penting baginya dalam hierarki rasial masyarakat saat itu: karena dia terkenal memiliki kulit pucat dan mata pucat, dia diberikan pekerjaan rumah tangga daripada dipaksa bekerja di ladang.

Solitude memenangkan kebebasannya setelah Revolusi Prancis, tetapi kemudian Napoleon memulihkan perbudakan di koloni Prancis dan dia bergabung dengan gerakan perlawanan Guadeloupe. Pasukan Napoleon kemudian menangkap Solitude yang saat itu tengah hamil, dan menjatuhkan hukuman mati padanya.

Dia melahirkan pada 28 November 1802, dan digantung pada hari berikutnya.

Prancis menghapus perbudakan lagi pada tahun 1848. Guadeloupe tetap menjadi bagian dari Prancis, dan menyaksikan protes awal tahun ini terhadap ketidakadilan rasial setelah George Floyd kematian di AS.




Dukung Presiden Prabowo Bawa Ahli Medis India ke Indonesia, Andi Arief: Kasihan Rakyat Kecil Tidak Punya Jalan Keluar untuk Transplantasi Organ

Sebelumnya

Gunung Lewotobi Kembali Meletus Disertai Gemuruh, Warga Diimbau Tetap Tenang dan Waspada

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News