“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu” (QS. Al-Ahzab: 21)
“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu” (QS. Al-Ahzab: 21)
KOMENTAR

ISLAM hadir di muka bumi sebagai rahmatan lil ‘alamin, yaitu kasih sayang dan karunia yang diberikan Allah Swt. kepada alam semesta dan seisinya. Melalui Islam, segala perintah dan larangan Allah menjadi pedoman bagi manusia untuk meraih kemenangan di dunia dan akhirat.

Pendidikan merupakan bagian penting dalam Islam. Melalui pendidikan, ilmu akan diserap dengan baik secara lahir dan batin.

Pendidikan tidak selalu didapat di bangku sekolah. Lingkungan rumah pun bisa menjadi sarana pendidikan yang berperan penting bagi perkembangan pengetahuan dan keilmuan seorang anak.

Karena itulah menjadi hal yang tidak bijak ketika kita (para orangtua) membebankan urusan belajar hanya kepada guru di sekolah. Karena orangtua bagaimanapun juga merupakan pendamping utama anak dalam proses pendidikan. Dalam Islam, seorang ibu bahkan disebut sebagai madrasatul ula alias sekolah pertama bagi anak-anaknya.

Salah satu kiat penting agar orangtua (dan guru) dapat mendidik anak dengan sebaik-baiknya adalah dengan mengikuti proses belajar sesuai zamannya (anak). Anak kelak akan menapaki jalan hidupnya di masa depan yang bisa jadi jauh berbeda dengan apa yang dulu kita jalani. Maka hal terpenting yang harus dilakukan orangtua adalah mengawal dan memastikan anak mendapat dan mampu mengaplikasikan pendidikan adab dan akhlak dalam kehidupan sehari-hari.

Di era modern ini, kita kerap lupa untuk mengenalkan sosok Rasulullah saw. kepada anak. Karena itulah kita sebagai orangtua memiliki PR yaitu bagaimana membuat anak mengidolakan kekasih Allah, Nabi Muhammad saw.

Ketika di sekolah, anak akan memperoleh materi tentang pengenalan Rasulullah. Akan tetapi di rumah, orangtua harus mengupas lebih dalam sosok Muhammad saw. agar anak kian termotivasi untuk menjadikan Rasulullah sebagai idolanya.

Berikut merupakan tips membuat anak menjadikan rasul sebagai idola dan menghidupkan cinta Rasulullah dalam hidupnya.

1. Kenalkan kedudukan rasul

Menjadi tantangan tersendiri bagi orangtua untuk memberi pemahaman tentang kedudukan rasul untuk melengkapi pengetahuan anak di sekolah tentang siapa Muhammad saw. Saat mood anak sedang baik, kita bisa menjelaskan tentang betapa cinta Rasulullah kepada umatnya hingga rasul menjadi satu-satunya pemberi syafaat di hari akhir. Ajaklah anak untuk membaca buku, menonton film, dan mendengarkan kisah seputar kehidupan Muhammad saw.

Guru ngaji mungkin bisa mengajarkan anak tentang Rasulullah. Tapi mengisahkan keteladanan Rasulullah adalah salah satu cara positif untuk membangun kedekatan dengan anak. Orangtua tak boleh ketinggalan momen tersebut. Dengan demikian anak dapat merekam dalam memorinya, mengingatnya dengan baik, dan lebih tergerak untuk mencontoh pribadi Rasulullah.

2. Jadikan diri orangtua sebagai contoh dalam penerapan sunah

Segala kebiasaan yang dilakukan Rasullullah adalah sunah (sunnah). Dengan menjalankan sunah, kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik. Selain mendapat pahala dari Allah, kita pun akan merasakan dampak positif yang luar biasa dalam hidup kita.

Ketika orangtua meneladani dan menjalankan sunah Rasulullah, anak akan meniru. Karena anak ibarat selembar kertas putih yang siap untuk ‘diwarnai’ oleh orangtuanya.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah, “Tidak ada seorang manusia yang terlahir kecuali dia terlahir atas fitrah (kesucian seperti tabula rasa, kertas yang belum ditulis apa pun, masih putih). Maka kedua orangtuanyalah yang membuat menjadi yahudi, nasrani, atau majusi.”

Orang tua memiliki peran penting dalam pembentukan karakter si buah hati. Karena itulah orangtua tidak boleh melakukan perbuatan negatif yang berpotensi ditiru anak di kemudian hari. Anak akan merekam apa yang dia dengar dan dia lihat.

Misalnya saja dalam bertutur kata, tata bahasa anak akan mencontoh perkataan orangtuanya. Anak mungkin tidak langsung meniru, tapi suatu saat kita bisa terkejut mendengar perkataannya yang serupa ucapan kita.

3. Lakukan sunah dari hal terkecil

Karena anak akan mencontoh orangtua, kita berikan contoh kepada anak dari hal terkecil terlebih dahulu.Contohnya perihal sikap ketika makan dan minum, kita melakukannya dengan duduk dan menggunakan tangan kanan. Hal tersebut terbilang ringan tapi kadang terlewatkan.

“Janganlah kalian minum sambil berdiri, apabila kalian lupa, hendaknya ia muntahkan “ (H. R. Muslim)

“Jika seorang dari kalian makan maka makanlah dengan tangan kananya dan jika minum maka minumlah dengan tangan kanannya. Karena setan makan dan minum dengan tangan kirinya” (H. R. Muslim)

Marilah kita membuat perubahan besar pada diri anak keturunan kita yaitu membuat si buah hati mengidolakan Baginda Rasulullah saw. dengan mencontoh akhlak dan adab beliau.

“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu” (QS. Al-Ahzab: 21)

Semoga Allah Swt. senantiasa menjaga kita semua dalam kebaikan dan membimbing kita ke jalan yang benar. Mudah-mudahan kita dijadikan umat yang nantinya diberi syafaat oleh Rasulullah di hari kiamat, hingga dapat masuk surga berkumpul bersama beliau, Sang Pencerah akhir zaman.




Menyongsong Resesi 2025 dengan Ketenangan Batin

Sebelumnya

Sekali Lagi tentang Nikmatnya Bersabar

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur