DESAINER senior Itang Yunasz memulai karir di bidang fesyen pada tahun 1981 melalui Lomba Perancang Mode yang digelar Femina. Bersama dua peragawati papan atas saat itu, Enny Soekamto dan Dhanny Dahlan, Itang mendirikan Galeri Busana. Kemudian di tahun 1986, ia merilis label berlogo SZ dengan namanya sendiri, Itang Yunasz.
Sebelum memutuskan fokus menjadi desainer, Itang Yunasz sempat melirik dunia entertainment. Ia menyanyi dan bermain film. Lagu Aku Cinta Padamu yang rilis tahun 1989 menjadi hits. Itang juga mengisi suara dan tampil di video klip lagu Kemesraan bersama Iwan Fals, Chrisye, Rafika Duri, Betharia Sonata, dan penyanyi terkenal lainnya. Tak heran pergaulannya menjadi sangat luas.
Di masa awal karirnya, Itang Yunasz dikenal dengan baju siap pakai, gaun malam, juga adibusana yang ditargetkan bagi kelas menengah ke atas. Banyak sosialita dan artis ternama Indonesia yang menjadi langganannya.
Seiring perkembangan zaman, Itang Yunasz kini juga dikenal sebagai modest fashion designer yang sangat concern mengangkat wastra tradisional nusantara. Dan tak hanya sebagai desainer, Itang Yunasz juga fokus di industri mode Tanah Air dengan membangun bisnis fesyen yang menjangkau berbagai lapisan masyarakat.
Di tahun 2005, ia melirik Tanah Abang untuk pengembangan pasar yang lebih luas. Ia mulai memproduksi baju koko. Ia juga merambah bisnis busana muslimah.
Pemilik nama asli Yusjirwan Yunasz ini awalnya tak mendapat restu dari kedua orangtuanya untuk menjadi perancang busana. Di tahun 70-80an, profesi tersebut dianggap tidak menjanjikan masa depan cerah.
Namun, Itang yang sejak kecil memang terbiasa menjahit baju dan mewarisi darah seni orangtuanya yang berasal dari Minang, bertekad untuk menjadi perancang busana yang dikenal luas melalui karya-karyanya.
Tekad itu ia curahkan dalam bentuk kreativitas dan kerja keras. Ia pernah magang di rumah mode Balestra, desainer kenamaan Italia. Kini setelah hampir empat dekade berkarya, ia memiliki banyak label busana yaitu Itang Yunasz, Kamilaa, Allea, Preview, dan Tatum.
Itang Yunasz juga banyak tampil di fashion show berbagai perhelatan internasional. Salah satunya adalah panggung The Show di New York Fashion Week 2019.
Di NYFW 2019, Itang Yunasz bersama Dian Pelangi menghadirkan koleksi modest fashion bertema “Indonesian Diversity”. Kala itu Itang Yunasz menghadirkan koleksi yang terinspirasi dari keindahan budaya tradisional Sumba namun tetap sesuai untuk dikenakan para perempuan urban.
Laki-laki kelahiran 31 Desember 1958 ini telah meraih banyak prestasi dalam karirnya sebagai desainer. Di antaranya, di tahun 1992, ia meraih penghargaan Asian Women Foundation dari Presiden Filipina Fidel Ramos untuk kategori individu yang memberi perubahan dan inovasi pada industri mode Tanah Air.
Batik Besurek Bengkulu
39 tahun berkarya, Itang Yunasz menekankan komitmen dan konsistennya dalam berkarya. Baginya, fashion harus selalu menunjukkan sisi muda. Sebab siapa pun pemakainya dan berapa pun umurnya, mereka harus tampak muda dengan fashion itu sendiri.
Itang Yunasz tampil dalam pembukaan ajang tahunan Karya Kreatif Indonesia (KKI) yang dilaksanakan virtual secara streaming, Rabu (7/10/2020).
Dengan tema “Modern Scoiety and Divinity Essence", Itang Yunasz mengangkat produk UMKM binaan Bank Indonesia (BI). Itang Yunasz menampilkan batik Besurek bekerja sama dengan Oase Gallery, binaan kantor perwakilan BI Provinsi Bengkulu.
Batik Besurek merupakan kain tradisional khas Bengkulu yang awalnya hanya digunakan sebatas untuk upacara-upacara adat. Tetapi seiring berkembangnya zaman, kain batik Besurek saat ini banyak digunakan untuk keperluan sehari-hari.
Itang kini banyak membuat karya yang over size menggunakan banyak kain. Seperti koleksi batik Besurek-nya, tulisan (motif) tidak terpecah hingga menampakkan satu hati yang merupkan kiasan dari kain tersebut.
Dihimpun dari berbagai sumber
KOMENTAR ANDA