Dutabesar RI untuk RRC Y.M. Djauhari Oratmangun dalam program virtual Dialog Jalan Sutra/FARAH
Dutabesar RI untuk RRC Y.M. Djauhari Oratmangun dalam program virtual Dialog Jalan Sutra/FARAH
KOMENTAR

PANDEMI Covid-19 yang terjadi di dunia sejak awal tahun ini mau-tidak mamu membawa perubahan dalam banyak hal, termasuk prioritas diplomasi Indonsia.

"Prioritas diplomasi Indonesia pada tahun 2020 ini yang diinstruksikan oleh Menlu RI, karena terjadinya pandemi Covid-19, adalah diplomasi ekonomi, diplomasi perlindungan WNI dan diplomasi vaksin," jelas Dutabesar RI untuk RRC Y.M. Djauhari Oratmangun dalam program virtual Dialog Jalan Sutra bertajuk "Buka-bukaan Hubungan Indonesia-China", yang digelar oleh Kantor Berita Politik RMOL.ID pada Selasa (13/10).

Sejalan dengan diplomasi vaksin, Dubes Djauhari menjelaskan bahwa pihaknya cekatan untuk mendekati perusahaan-perusahaan pembuat vaksin di negeri tirai bambu yang potensial sejak masa awal pandemi.

"Kita melakukan pendekatan sejak jauh-jauh hari sebelumnya, saat ada indikasi bahwa di Tiongkok mulai research," jelasnya.

Terlebih, meski sempat terpuruk pada masa awal pandemi, China kemudian berhasil bangkit dan pulih.

"Ada sejumlah poin mengapa mereka (China) sukses menghadapi Covid-19. Saat ini, di seluruh China hanya ada sekitar 300an kasus Covid-19, dan kebanyakan imported case," papar Dubes Djauhari.

"Juga sejalan dengan instruksi Ibu Menlu untuk mulai dekati pihak-pihak yang melakukan research vaksin. Termasuk di China yang sudah sejak awal melakukan RnD (Research And Development)," tambahnya.

Dia menjelaskan bahwa di dunia saat ini ada tujuh vaksin potensial yang sudah leading dan masuk ke fase 3. Empat di antaranya ada di China.

"Perusahaan-perusahaan tersebut adalah Sinovac, Sinopharm, CanSino dan satu perusahaan lain tapi yang fokus untuk kebutuhan militer," ungkapnya.

Dari empat perusahaan itu, Indonesia mendekati tiga di antaranya, yakni Sinovac, Sinopharm, CanSino.

Keseriusan pemerintah Indonesia untuk menjalankan diplomasi vaksin dengan banyak negara, termasuk China, terlihat dari kunjungan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi beserta Menteri BUMN Erick Thohir Agutus lalu yang kemudian dipertegas lagi dengan kunjungan Menteri Kesehatan Terawan dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan.




Kementerian Agama Luncurkan Program “Baper Bahagia” untuk Dukung Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

Sebelumnya

Fitur Akses Cepat Kontak Darurat KDRT Hadir di SATUSEHAT Mobile

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News