MANUSIA merupakan makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna dibandingkan ciptaan lainnya. Pun di kehidupannya, manusia diberi alur yang lengkap untuk menjalani setiap fase.
Dalam kesehariannya, manusia sering kali merasakan bahagia, sedih, sehat, maupun sakit secara silih berganti. Ini merupakan salah satu bagian dari siklus kehidupan yang Allah gariskan kepada hamba-Nya untuk membuat kita menjadi hamba yang beriman. Akan tetapi, tidak semua manusia menyadari bahwa siklus ini merupakan bagian dari kasih sayang Allah.
Tidak semua manusia mampu mengerti dan peka bahwasanya segala sesuatu yang menimpa diri baik itu senang dan sedih, sakit dan sehat, merupakan bentuk perhatian Allah kepada hamba-Nya. Seandainya kita dengan mudah mengerti bahwa apa yang terjadi adalah perhatian Allah, bisa dipastikan kita akan menjadi pribadi yang senantiasa bersyukur.
Tengoklah keseharian kita baik di lingkungan keluarga maupun di tengah masyarakat. Karena kita adalah manusia sosial yang tidak bisa berdiri sendiri dan memerlukan kerja sama dengan orang lain, kita akan menemukan berbagai karakter yang kadangkala menguras emosi dan energi kita. Akan tetapi hal tersebut akan menjadikan kita pribadi yang bersabar jika kita menyadari semua adalah ujian dari Allah.
Sungguh sangat tidak bijak jika amarah dibalas dengan amarah, sakit dibalas dengan sakit. Mari kita mencoba untuk merenungi kekuasaan dan kasih sayang Allah kepada kita.
Allah Swt. yang menciptakan alam semesta teramat menyayangi hamba-hamba-Nya tanpa membedakan. Kita yang seringkali lalai akan perintah-Nya dan acapkali malah menjalankan larangan-Nya, sampai detik ini masih saja menikmati oksigen gratis. Bayangkan ketika kita harus membayar oksigen untuk kita bernapas setiap detik... apakah kita mampu membayar kasih sayang Allah ini?
Maka jadilah pemenang untuk diri kita dan mulia di mata Allah.
Karena perjuangan yang berat adalah melawan hawa nafsu serta menjaga kesabaran dan keikhlasan untuk mengambil hikmah dari setiap terpaan ujian. Dengan cara inilah Allah menjadikan kita sebagai pribadi yang lebih baik lagi dari sebelumnya.
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai solusi dalam setiap cobaan hidup. Keduanya juga menjadi solusi untuk menjernihkan pikiran kita hingga mudah menemukan jalan keluar terbaik. Melalui sabar dan shalat jugalah Allah akan menuntun kita menemukan cara terbaik bagaimana menjadi pemenang bagi diri kita.
Sabar itu luas dan tidak terbatas. Jangan pernah beranggapan sabar itu ada batasnya. Jika sabar ada batasnya, maka itu adalah amarah semata. Sabar akan mengantarkan kita kepada keikhlasan dalam menjalani kehidupan kita. Sabar akan menjadikan kita menjadi lebih tenang.
Marilah mengubah cara berpikir kita bahwa segala yang terjadi merupakan cara Allah menjadikan kita pribadi yang lebih baik. Itulah bentuk kasih sayang Allah untuk kita. Berlarilah menuju Allah ketika kita menghadapi kesulitan karena Allah akan memberikan solusi terbaik dan menuntun kita menemukan penyelesaiannya.
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupannya. Ia mendapatkan pahala (dari kebajikannya) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan)yang dikerjakannya. (mereka berdoa) “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami yang tak sanggup memikulnya. Beri maaflah kami, ampunilah kami, dan rahmatillah kami. Engkaulah penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.” (QS. Al-Baqarah: 286)
Syaitan selalu memberikan tipu daya yang akan menyesatkan kita, sedangkan Allah menjanjikan kepastian dan Allah tidak akan ingkar janji. Allah memberikan kemudahan bukan kesulitan, bahkan di balik kesulitan pun Allah memberikan kemudahan. Bisa jadi, setiap kesulitan juga merupakan cara Allah menggugurkan dosa kita.
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirah: 5-6)
Marilah kita senantiasa ber-husnudzan kepada Allah karena Allah selalu memberikan yang terbaik untuk kita. Serta bersyukurlah dengan apa yang ada pada diri kita.
Dan untuk selalu diingat, Allah selalu menyerukan kemenangan hayya ‘alal falah dalam panggilan shalat. Maka kita mesti menjadi manusia pemenang yang meraih keberuntungan dan keselamatan hakiki untuk masuk ke surga-Nya di akhirat kelak.
Jadilah pribadi yang segalanya bermuara karena Allah serta pribadi yang menjadikan sabar dan shalat menjadi penolong. Tidak perlu kita memelihara sifat sombong yang akan merugikan kita, karena hingga detik ini kita masih saja berdiri dan menginjak bumi Allah. Wallahu a’lam.
KOMENTAR ANDA