SUNGGUH memprihatinkan bahwa ketika seluruh umat manusia seharusnya bersatupadu demi melawan angkara murka Covid-19, ternyata bangsa Armenia dan bangsa Azerbaijan justru bukan hanya berseteru namun malah berperang.
Perang
Seperti pada lazimnya perang antara dua bangsa, maka baik Armenia dan Azerbaijan masing-masing merasa dirinya benar sambil yakin bahwa yang bersalah adalah pihak lawan.
Lebih makin memprihatinkan lagi adalah kenyataan bahwa yang bertempur saling membunuh di medan perang ternyata hanya para serdadu Armenia melawan serdadu Azerbaijan sementara para jenderal berbintang banyak beserta para elit politik nyaman dan aman dari kejauhan di ibukota negara masing-masing asyik mengarahkan para serdadu saling membinasakan.
Bahkan yang jatuh sebagai korban luka mau pun nyawa bukan cuma para serdadu yang menyabung nyawa atas nama negara dan bangsa masing-masing namun juga rakyat terutama kaum perempuan dan anak-anak yang sama sekali tidak berdosa bahkan tidak tahu apa sebenarnya masalahnya sehingga Armenia harus berperang melawan Azerbaijan yang semula sama-sama merupakan negara bagian Uni Sowyet.
Lebih celaka lagi, meski para produsen senjata seperti Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, Rusia dan lain-lain menyatakan diri netral namun masing-masing juga diam-diam sibuk menjual senjata kepada kedua belah pihak yang sedang sibuk berperang.
Apalagi Turki yang memang sejak lama musuh bebuyutan Armenia tanpa malu-malu secara politik mau pun militer berpihak ke Azerbaijan.
Andaikatamologi
Kemelut angkara murka pertumpahan darah yang sedang merajalela di medan pertempuran Nagorno-Karabakh di kawasan perbatasan Armenia-Azerbaijan merupakan bukti kebenaran andaikatamologis tersirat di dalam lagu Imagine mahakarya John Lennon yang secara pribadi juga merupakan korban kekerasan sesama manusia terhadap sesama manusia:
Imagine there's no heaven It's easy if you try
No hell below us Above us only sky
Imagine all the people living for today Imagine there's no countries
It isn't hard to do
Nothing to kill or die for
And no religion too
Imagine all the people living life in peace.
Penulis adalah pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan lebih cinta damai ketimbang perang
KOMENTAR ANDA