SUDAH cukup lama rasanya pandemi ini mewabah. Kehadirannya tidak diminta, sekonyong-konyong, namun memporak-porandakan peradaban umat manusia, terutama keuangan keluarga.
Mengelola keuangan keluarga pada kondisi ini rasa-rasanya tidak bisa ditunda lagi. Takutnya, problem keuangan ini bisa merembet ke hal lainnya dan mengganggu keharmonisan keluarga.
Fakta ini menyadarkan kita, mau tidak mau dan suka tidak suka, kita harus bisa mengatur strategi keuangan keluarga agar tetap stabil dan aman dari berbagai risiko yang mengancam.
Agar tidak kebablasan dan mengancam hajat hidup keluarga, ada sebuah rumus Cash Flow for Muslim atau C4M (dibaca: cam) yang diperkenalkan oleh Ahmad Gozali, seorang pakar perencanaan keuangan.
1. Hak Allah
Harus ditempatkan pada urutan teratas, dapat ditunaikan dalam bentuk pembayaran zakat, sodaqoh, dan infak.
2. Hak Orang Ketiga
Dalam hal ini adalah biaya pendidikan anak, menggaji karyawan, dan membayar utang. Yang paling diutamakan adalah membayar utang, baik terhadap instansi maupun yang bersifat perorangan.
3. Hak Masa Depan
Berupa tabungan, dana darurat, asuransi kesehatan dan segala sesuatu yang ingin kita nikmati di masa depan.
4. Hak Diri Sendiri
Disebut juga hak masa kini, berupa sisa uang dari pemenuhan ketiga hak di atasnya dan ini bersifat real.
Ahmad Gozali mengatakan, neraca debit dan kredit harus seimbang, sama-sama nol. Jika orang lain biasanya menabung dengan uang sisa-sisa pengeluaran, maka dia mengajarkan untuk menikmati sisa uang dari hak-hak yang telah dialokasikan sebelumnya, bahkan habiskan saja.
Dengan begitu, rasa yang hadir adalah qona'ah dan tubuh tidak lelah karena nqoyo. Perasaan ini akan memudahkan kita membuat batasan yang jelas antara kebutuhan dan keinginan. Seperti dikutip dari instagram @ibuprofesional.
KOMENTAR ANDA