BELUM lagi waktu libur panjang datang, namun euforianya sudah sangat terasa. Sejumlah angkutan umum, seperti kereta api jarak jauh, sudah mulai diserbu warga.
Amankah liburan panjang di tengah pandemi?
Jawabnya tentu saja, tidak! Juru Bicara Satgas Covid-19 dr Reisa Broto Asmoro menegaskan, staycation atau berlibur di rumah menjadi satu-satunya pilihan terbaik. Sebab, kita bisa menerapkan protokol kesehatan keluarga yang disusun Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA).
"Rumah dibersihkan dan didesinfeksi secara rutin. Pastikan peredaran udara segar dan lancar dengan membuka ventilasi atau jendela. Biarkan sinar matahari masuk," kata Reisa dalam konferensi pers yang disiarkan dari oleh kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Meski hanya di rumah, ada banyak hal yang bisa dilakukan bersama keluarga, seperti tur virtual ke tempat-tempat wisata, museum, dan lainnya. Ini menarik, karena tidak terbatas jarak dan waktu. Kita bisa menjelajah lokasi wisata di belahan lain dunia tanpa harus merogoh kocek lebih dalam.
Lalu, nonton konser music, film, atau melakukan permainan seru lainnya bersama anggota keluarga.
"Untuk olahraga, juga ada pedoman dari Kementerian Pemuda dan Olahraga mengenai olahraga di rumah. Terpenting, tetap terapkan protokol kesehatan," tegas wanita cantik ini.
Tetap nekat liburan ke luar?
Bagi yang tetap memilih berlibur ke luar kota, pastikan rencana ini sudah sangat matang. Pilih moda transportasi yang menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.
"Bagi yang memakai transportasi umum, pastikan jadwalnya sudah dipilih dari jauh hari agar dapat menghindari kerumunan dan antrean panjang. Selama perjalanan, wajib memakai masker, hindari makan atau minum, dan mengobrol panjang di bus atau kereta," saran dia.
Bagi yang menginap di hotel, pastikan akomodasinya juga disiplin menerapkan sanitasi dan protokol kesehatan.
"Dua periode libur panjang sebelumnya telah memberi pelajaran penting bagi kita untuk semakin bijak dan cerdas dalam menikmati masa liburan, karena bila lengah dalam menerapkan protokol kesehatan, akan ada konsekuensinya," dr Reisa mengingatkan.
KOMENTAR ANDA