DALAM urusan leadership, perempuan sejatinya memiliki naluri yang dapat memperkuat jalannya kepemimpinan. Namun ternyata, jalan untuk meraih kesuksesan adalah tampak seperti jalan terjal berliku dengan jurang dan tanjakan tajam yang silih berganti di kanan dan kiri.
Berbagai rintangan yang menghadang tersebut membuat perempuan memilih untuk 'playing small' padahal ia memiliki potensi untuk melakukan hal-hal yang lebih besar.
Mengapa rasanya sulit untuk mendobrak 'dinding' pembatas tersebut? Dikutip dari Darling Magazine, mari kita mengenali 5 mitos yang selama ini terlanjur merasuk ke dalam diri perempuan hingga menjadi penghalang menaiki tangga kesuksesan.
#1 Perempuan membutuhkan izin untuk melakukan apa pun.
Banyak orangtua menekankan anak perempuan mereka untuk terlebih dulu meminta izin untuk melakukan suatu kegiatan. Sementara itu, mereka membebaskan anak laki-laki mereka untuk bereksplorasi dalam berbagai bidang.
Tanpa kita sadari, ketergantungan itu terbawa hingga dewasa. Alhasil, kondisi mental tersebut menghalangi kreativitas kita dan kecepatan kita mengeksekusi rencana-rencana brilian yang sudah kita pikirkan sejak lama.
Perlu kita sadari, dalam dunia profesional maupun bisnis, ketika kita menjadi pemimpin, maka kita berhak untuk melakukan hal-hal positif yang dapat memajukan diri kita dan berkontribusi pada kebaikan lingkungan kita. Percayalah pada kemampuan diri kita.
#2 Perempuan harus punya rencana mendetail untuk bisa melaksanakannya.
Dalam menjalankan usaha atau memimpin satu tim kita dituntut untuk berpikir visioner. Namun demikian, bukan lantas semua impian dan cita-cita kita harus benar-benar terperinci sebelum dieksekusi.
Salah satu kunci meraih kesuksesan adalah memanfaatkan kesempatan yang belum tentu datang dua kali. Karena itulah terkadang kita harus bergerak cepat dan memanfaatkan momen untuk mewujudkan rencana kita. Yang terpenting kita sudah memiliki perhitungan matang juga alternatif solusi jika terjadi masalah. Tak perlu terlalu mendetail di awal hingga membuat kita tidak bisa bergerak.
#3 Perempuan harus super pintar untuk menjadi pemimpin.
Menjadi pemimpin bukan berarti menjadi manusia jenius yang mengetahui semua jawaban dari setiap masalah. Perempuan kerap kali dihadapkan pada tuntutan bahwa ia harus menjadi super pintar dengan menguasai berbagai teori dan ilmu pengetahuan untuk bisa memimpin.
Harus diingat, seorang pemimpin memang harus memiliki kelebihan dibandingkan orang yang dipimpinnya. Tapi kualitas diri yaitu karakter tangguh yang mampu memotivasi orang-orang di sekitarnya dan berani mengambil risiko jauh lebih penting dan berguna daripada sekadar penguasaan teori.
#4 Perempuan harus selalu tampil ramah dan anggun.
Perempuan yang berapi-api dalam bicara dan lantang menyuarakan pemikirannya kerap dianggap orang yang agresif dan ambisius. Perempuan dengan sikap seperti itu cenderung dijauhi dan dianggap 'berbahaya' bagi lingkungan profesional.
Menjadi perempuan anggun yang bermartabat bukan berarti harus menjadi sosok yang disukai semua orang atau menjadi people pleaser. Berani bersuara justru menjadi satu karakter positif yang membuktikan perempuan bisa bertanggung jawab dan menentukan sikap. Menjadi pribadi yang baik bukan berarti tunduk pada persepsi orang lain.
#5 Perempuan harus bisa bergerak cepat.
Menjadi pemimpin yang sigap bukan berarti harus bergerak cepat dalam segala hal. Banyak tindakan yang sebelum dijalankan memerlukan pemikiran yang matang dan komprehensif. Tidak melulu harus terburu-buru.
Misalnya saja ketika ada seorang karyawan yang tidak mampu mencapai target dan berkinerja buruk, kita jangan langsung mendepaknya. Kita harus ingat alasan kita merekrutnya dulu adalah karena dia memiliki kelebihan tertentu.
Kita mencari tahu terlebih dahulu penyebab turunnya performa kerja karyawan tersebut untuk mencari solusi. Jika akhirnya memang harus ada pemutusan hubungan kerja, itu dilakukan untuk kebaikan bersama dan tidak menimbulkan penyesalan di kemudian hari.
Segera bebaskan diri kita dari berbagai mitos yang mengekang langkah mencapai impian besar. Saatnya terbang tinggi dan bersinar.
KOMENTAR ANDA