Wabi Sabi karya Feby Ayusta pada Virtual Modest Fashion for ISEF 2020, Jumat (30/10)/ Foto : Repro
Wabi Sabi karya Feby Ayusta pada Virtual Modest Fashion for ISEF 2020, Jumat (30/10)/ Foto : Repro
KOMENTAR

HARI ketiga Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2020 sangat menarik. Sustainable fashion yang diusung pada modest fashion virtual ini begitu menonjol.

Mulai dari pemanfaatan kain sisa atau kain perca, penggunaan benang-benang sisa, hingga pemilihan model yang bisa di mix and match untuk pemakaian keseharian, begitu kental terlihat di setiap sesi.

Seperti halnya Feby Ayusta yang pada ISEF tahun ini mengambil tema Wabi Sabi. Yaitu sebuah konsep dari Jepang yang menghargai keindahan dalam ketidaksempurnaan

"Seperti temanya, menghargai keindahan dalam ketidaksempurnaan, arti ketidaksempurnaan di sini adalah saya memanfaatkan kain sisa untuk dijadikan sebuah busana dengan model kimono Jepang. Di sini saya terinspirasi dengan kimono yang dipakai oleh para geisha saat menghadiri pesta minum teh," urai Feby saat Prescon Virtual Modest Fashion for ISEF 2020, Jumat (30/10).

Style yang diambil Febi kali ini adalah urban dan edgy style, non formal look dengan target wanita usia 20-45 tahun. Mengambil konsep desain siluet H, adjustable, asimetris, dan oversize. Sedangkan material yang dipakai adalah cotton linen, wool, semi wool, viscose, corduray, eco print with natural coloring, dan upcycle denim.

Sementara, padu padan busana yang bisa dipakai dalam suasana apapun dan dalam kondisi jiwa bagaimanapun, ditampilkan oleh Selly Retty Sellya, dengan brandnya Abebemoi.

"Terinspirasi dari tahun 1980-an, dunia fashion selalu berkembang dan berputar kembali seiring berjalannya waktu. Style pada tahun 1980-an adalah berani, dapat dimodifikasi dan dipadukan dengan gaya modern saat ini. Item ini tampak kece dan bisa jadi trendsetter," kata Retty.

Desainer cantik yang mengambil tema "Tenun Tradisional" ini mengambil konsep desain oversized blazzer, yang saat ini dikenal dengan outer atau baju atasan. Dulu biasa dipakai untuk acara-acara formal, namun sekarang justru menjadi simbol wanita mandiri dan karier.

"Kami memakai bahan Tenun Badui dari Banten yang dipadukan dengan Tenun ATBM dari Garut. Kedua kain tenun ini memiliki tekstur yang berbeda, dengan aksen polkadot yang terlihat ceria," paparnya.

 




Ingin Mencerahkan Kulit Wajah Secara Alami dalam 3 Bulan? Coba Cara Ini

Sebelumnya

NINA NUGROHO Hadirkan “Peuhaba” di IN2MF 2024: Sustainable Modest Fashion Indonesia dalam Keindahan Wastra Nusantara

Berikutnya

KOMENTAR ANDA