KOMENTAR

PERHELATAN Modest Fashion Indonesia Sharia Fashion Chamber (ISEF) 2020 yang diselenggarakan oleh Bang Indonesia (BI), Indonesian Fashion Chamber (IFC), dan Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC) sebagai rangkaian kegiatan ISEF yang berlangsung sejak 28 Oktober 2020, memasuki hari terakhir penyelenggaraan.

Dari sesi pertama virtual fashion show dimulai, koleksi-koleksi busana para desainer tampak begitu indah dengan permainan bahan, aksesoris, dan model yang glamor.

Salah satunya adalah koleksi milik Agung Bali Collection, yang di awal rangkaian ISEF 2020 menjadi salah satu perwakilan Indonesia dalam Mercedes-Benz Fashion Week Russia.

Mengambil tema Tenun Ikat Endek Seseh Warna Alam, Agung mengaku terinspirasi oleh alam bali dan dikembangkan dengan motif tenun Endek, warisan budaya Bali. Tenun ini memiliki kekhasan tersendiri dan tampil semakin elegan dengan tambahan ornamen Prada di atas permukaannya. Mereka menyebutnya 'surface'.

"Endek didesain dengan teknik canting pijat, sehingga terkesan mewah. Tenun Endek sendiri kami buat dari sisa benang yang kusut yang diolah kembali menjadi tenun dengan motif yang terinspirasi oleh belahan pohon kelapa dengan kombinasi pewarna alami," kata Agung saat presscon Modest Fashion for ISEF 2020, Sabtu (31/10).

Di sesi kedua, Ida Royani tampilan memukau dengan rangkaian koleksi Ulos Sadumnya. Desainer kenamaan Indonesia ini mencoba menampilkan keindahan alam Sumatera Utara dengan mengambil tema "Simplicity".

Bahan-bahan yang digunakannya pun sangat sustainable atau ramah lingkungan, seperti katun, rayon, dan linen. Di sini, secara implisit Ida Royani ingin menginformasikan bahwa memakai baju muslimah diusahakan sesimpel mungkin supaya bisa beraktifitas dengan mudah dan nyaman.

"Tidak bertumpuk-tumpuk, jadi kelihatannya rame dan riweh. Sudah gitu, otomatis jadi panas, gerah, karena iklmis Indonesia sendiri adalah tropis," ucap Ida.

Dan sesi terakhir ditutup dengan tampilan Hijab Cinta yang menampilkan hijab/Khimar dan busana muslim terbaru. Dan kali ini, Hijab Cinta mengusung keindahan hutan mangrove di pesisir Kalimantan Barat.

"Di ISEF 2020 ini, saya mengambil tema morning green dalam koleksi-koleksi yang saya buat. Tema ini bermakna kebaikan, teduh, lembut, namun ceria. Jadi di sini saya berharap hadirnya Hijab Cinta menambah kecintaan para muslimah untuk mengenakan pakaian yang syar'i, feminim, simpel, tapi tetap terlihat elegan. Hal ini sejalan dengan slogan saya, 'Your Hijab Inspiring'," ujar Cinta.

Usai sudah rangkaian Modest Fashion ISEF 2020. Dan menurut Deputi Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah BI Diana Yumanita, tujuan gelaran yang ingin lebih mendekatkan desainer dengan kepedulian terhadap lingkungan, tercapai.

“Penyelenggaraan secara virtual ini ternyata membawa berkah tersendiri, yaitu memperluas jangkauan informasi terkait fashion muslim. Jika sebelumnya fokus kegiatan terpusat di Jakarta dengan jumlah peserta terbatas, maka melalui penyelenggaraan virtual ini bisa menjangkau peserta domestik maupun internasional secara lebih luas dan efisien," kata Diana.

"Seluruh rangkaian kegiatan ini dilakukan untuk mendorong pemberdayaan ekonomi syariah sektor fesyen muslim yang merupakan salah satu sektor prioritas dalam ekosistem halal value chain. Di samping itu, diharapkan kegiatan ini turut mendorong pemulihan ekonomi terutama bagi sektor UMKM yang terkena dampak ekonomi dari pandemi Covid-19,” papar dia.

Lebih lanjut, Diana Yumanita memaparkan bahwa potensi pasar fesyen muslim masih terbuka lebar. Namun kompetisi lokal maupun global juga semakin ketat. Oleh karena itu, pelaku fesyen muslim Indonesia harus mampu adaptif menghadapi perubahan, berkreativitas dan berinovasi, meningkatkan produktivitas serta memperkuat brand sehingga mampu memenangkan pasar lokal maupun global.




Strategi Pemasaran Brand Kecantikan untuk Menarik Rasa Penasaran Gen Z

Sebelumnya

Shandy Purnamasari Terus Berinovasi Tingkatkan Kualitas Produk MSGLOW

Berikutnya

KOMENTAR ANDA