REGULATOR obat-obatan Amerika Serikat (AS) telah menyetujui penggunaan darurat obat antibodi pertama untuk pasien Covid-19 dengan gejala ringan hingga sedang.
Penggunaan obat eksperimental buatan Eli Lilly bernama bamlanivimab telah diizinkan oleh Administrasi Makanan dan Obat-obatan (FDA) pada Senin (9/11).
FDA menjelaskan, bamlanivimab hanya dapat digunakan untuk pasien berusia 12 tahun ke atas yang tidak memerlukan rawat inap. Lantaran obat tersebut dapat memperburuk kondisi pasien dengan gejala berat, seperti memerlukan terapi oksigen.
Obat sendiri diberikan satu kali melalui infus.
Bamlanivimab pada dasarnya mirip dengan pengobatan yang diterima oleh Presiden Donald Trump yang terinfeksi virus corona baru pada bulan lalu dari Regeneron.
Berdasarkan hasil penelitian awal, bamlanivimab dapat membantu membersihkan virus corona lebih cepat pada pasien Covid-19 dengan gejala ringan hingga sedang.
Tetapi uji coba yang dilakukan pada pasien dengan gajala parah tampak menunjukkan sebaliknya.
Para ahli mengatakan obat yang diinfuskan dapat berfungsi sebagai jembatan terapeutik untuk membantu mengelola virus sampai vaksin tersedia secara luas.
Obat tersebut adalah versi antibodi buatan laboratorium, protein darah yang dibuat tubuh untuk membantu menargetkan dan menghilangkan infeksi asing.
Seiring dengan adanya izin, pemerintah mencapai kesepakatan untuk membeli pasokan awal obat buatan Eli Lilly itu.
Sebanyak 375 juta dolar AS telah dibelanjakan untuk membeli 300 ribu botol obat bamlanivimab. Setiap botol berisi 70 miligram tetapi dosis itu terbukti tidak efektif pada hasil penelitian awal. Butuh empat kali lipat dari dosis itu untuk menunjukkan efek.
KOMENTAR ANDA