Direktur Utama Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), M. Arifin Purwakananta, saat menjadi pembicara pada Islamic Economic and Student Summit (IESS) National Webinar, Jumat (13/11)/ Foto: Farah
Direktur Utama Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), M. Arifin Purwakananta, saat menjadi pembicara pada Islamic Economic and Student Summit (IESS) National Webinar, Jumat (13/11)/ Foto: Farah
KOMENTAR

PANDEMI Covid-19 benar-benar telah memukul dua hal penting dalam kehidupan manusia, yaitu kesehatan dan perekonomian. Keduanya bagaikan dua buah sisi pisau yang tidak dipisahkan.

Kenyataan ini kemudian membuatkan sebuah pertanyaan besar, "manakah yang lebih penting, kesehatan atau perekonomian?"

"Seperti pisau yang bermata dua. Namun jika mengutip dari pernyataan Presiden Joko Widodo, 'Menuju Masyarakat Produktif, Aman dari Covid', jelas bahwa ketahanan ekonomi saat ini sedang diperhatikan betul. Mengingat pula Indonesia sudah mengalami masa resesi ekonomi," kata Galih Damar Dwiatmaka, Ketua Islamic Economic and Business Community (IEBC), dalam Islamic Economic and Student Summit (IESS) 2020 National Webinar, Jumat (13/11).

Jika dilihat dari kacamata Islam, di mana sebagian besar penduduk Indonesia adalah muslim, maka fenomena covid-19 menyadari pentingnya sikap authorism dan kepedulian terhadap sesama.

"Islam mengajarkan pentingnya zakat yang sangat kohesif dengan situasi saat ini. Dan begitu besarnya rasa kepedulian tersebut dengan dilihat dari besarnya zakat yang berhasil dikumpulkan dan disalurkan untuk Mustahik dan muzakih yang kini bermunculan," ujar Tika Arundina, Kepala Program Studi Ilmu Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), dalam sambutannya.

Namun menurut M Arifin Purwakananta, Direktur Utama Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), baik kesehatan dan perekonomian harus berjalan seimbang. Tidak bisa kemudian menjadi penting salah satunya.

"Berbicara tentang pandemi berarti berbicara tentang kesehatan. Hingga 12 November 2020, sudah 14.933 jiwa yang meninggal dunia. Secara ekonomi, terjadi masalah di mana-mana. Bahkan Indonesia mengalami resesi hingga minus 5, walaupun sekarang sudah berhasil naik di angka minus 3," papar Arifin, saat memaparkan materinya dalam IESS 2020.

Dan mengutip dari Pentahelix Strategi BNPB, penanganan covid menjadi tugas bersama antara pemerintah, media, akademisi, komunitas, dan pelaku bisnis.

"BAZNAS memiliki sisi segitiga pengentasan kemiskinan yang saling terhubung. Karena ini berbicara tentang pandemi, maka kesehatan menjadi fokus pertama untuk diatasi. Mengutip pernyataan dr Tirta, bahwa memang betul yang paling utama adalah kesehatan. Kesehatan dikaitkan dengan nutrisi dan nutrisi ada dalam makanan. Orang miskin tidak bisa memenuhi nutrisinya jika tidak makan," ucapnya.

Sisi kedua adalah perbaikan ekonomi, bagaimana wakaf yang sudah dikumpulkan dapat disalurkan untuk membantu pemulihan ekonomi orang-orang miskin dan yang menjadi miskin akibat Covid-19. Setelah penyaluran tersebut, BAZNAS melakukan pendampingan agar wakaf dapat dipergunakan dengan baik dan tujuan pemulihan ekonomi keluarga benar-benar tercapai.

 




Kementerian Agama Luncurkan Program “Baper Bahagia” untuk Dukung Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

Sebelumnya

Fitur Akses Cepat Kontak Darurat KDRT Hadir di SATUSEHAT Mobile

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News