Kamala Harris mengenakan setelan putih saat berpidato di Wilmington, Delaware/Net
Kamala Harris mengenakan setelan putih saat berpidato di Wilmington, Delaware/Net
KOMENTAR

KAMALA Harris merupakan salah satu orang yang sangat bersuka cita ketika Joe Biden dinyatakan mengantongi lebih dari 270 suara elektoral oleh saluran media utama yang memantau ketat perhitungan suara di Amerika Serikat pada akhir pekan kemarin (Sabtu, 7/11). Itu artinya, Biden memenuhi syarat untuk menjadi pemenang dalam pemilu presiden Amerika Serikat tahun ini.

Tidak lama setelah kemenangan tersebut, Harris yang akan segera mendampingi Biden sebagai orang nomor dua di negeri Paman Sam itu, ikut naik ke panggung di Wilmington, Delaware (Sabtu malam, 7/11) untuk menyampaikan pidatonya.

Hal yang menarik perhatian publik, terutama di media sosial, bukan hanya soal apa yang diucapkan oleh Harris, tapi juga apa yang dikenakan oleh Harris pada saat berbicara.

Warga net di sosial media marak membicarakan soal pakaian yang dia kenakan, yakni setelan blus, jas dan celana berwarna putih.

Pakaian yang kabarnya dibuat oleh perancang busana Amerika Serikat Wes Gordon untuk Carolina Herrera itu tampak modis dikenakan oleh Harris. Namun rupanya, ada makna mendalam yang diduga tersembunyi di balik pakaian yang dikenakan oleh Harris pada malam bersejarah itu.

Pada malam itu, di dalam pidatonya, Harris memuji para wanita di Amerika Serikat.

"Saya berdiri di atas bahu mereka," katanya, tentang para wanita yang memperjuangkan hak suara di awal abad ke-20.

Banyak orang yang menilai bahwa ucapan Harris semakin memberikan makna kuat dengan simbolis pakaian yang dia kenakan saat itu.

Mengutip CNN, warna putih telah lama dikaitkan dengan gerakan hak pilih perempuan. Warna ini diadopsi sebagai simbol kemurnian moral, bersama hijau untuk harapan dan ungu untuk martabat.

Bukan hanya itu, Warna putih juga menandakan etos non-kekerasan.

Lebih dari itu, penggunaan setelan pakaian berwarna putih seperti yang dilakukan oleh Harris juga memiliki makna historis yang jauh lebih dalam.

Harris diketahui merupakan wanita kulit hitam pertama serta wanita keuturan Asia Selatan pertama yang menjadi wakil presiden terpilih di Amerika Serikat.

Jika menengok ke belakang, sejumlah wanita yang mencetak sejarah harum di ranah politik Amerika Serikat juga mengenakan pakaian berwarna putih pada momen bersejarah mereka.

Ambil contoh Shirley Chisholm yang mengenakan pakaian putih saat dia menjadi wanita Afrika-Amerika pertama yang terpilih menjadi anggota Kongres pada tahun 1968.

Selain itu, Geraldine Ferraro juga mengenakan pakaian serba putih saat menerima peran pasangan Walter Mondale dalam kampanye kepresidenan 1984.

Bahkan Hillary Clinton pun mengenakan setelan jas putih khas saat menerima nominasi presiden dari Partai Demokrat pada tahun 2016.

Pilihan pakaian Harris yang sangat disengaja banyak dianggap sebagai tanda solidaritas bagi sederet wanita di sejarah politik Amerika Serikat.

Ini juga tampaknya menunjukkan bahwa Harris, sebagai wakil presiden terpilih, tidak menganggap dirinya sebagai pengecualian dari aturan tersebut, melainkan bagian dari "kontinum".

Blus yang dikenakan Harris juga membawa bobot sejarah. Ini membangkitkan gaya berpakaian mantan Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcher, yang memakainya seperti rekan laki-laki mengenakan dasi. Ini semacam metafora yang tepat untuk bagaimana mantan perdana menteri Inggris mengooptasi dan membuat ulang aturan dominasi laki-laki pada politik Inggris tahun 1980-an.




Strategi Pemasaran Brand Kecantikan untuk Menarik Rasa Penasaran Gen Z

Sebelumnya

Shandy Purnamasari Terus Berinovasi Tingkatkan Kualitas Produk MSGLOW

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga