Dapat meraih cita-cita seperti yang diharapkan, adalah tujuan utama para orangtua mendampingi anak/ Net
Dapat meraih cita-cita seperti yang diharapkan, adalah tujuan utama para orangtua mendampingi anak/ Net
KOMENTAR

SEMUA orang tua menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya. Dapat meraih cita-cita seperti yang diharapkan, adalah tujuan utama para orangtua mendampingi anak.

Tapi ada kalanya orangtua menjadi salah kaprah, bukan mendampingi namun justru bersifat memaksa dan mendikte. Sehingga anak menjadi terpaksa mengerjakan proses menuju cita-citanya itu.

Di sinilah Psikolog sekaligus Tallent Mapping/Observation Riani Fitria menekankan pentingnya orangtua untuk membuka komunikasi dua arah dengan anak.

"Coba tanyakan kembali kepada anak ketika mereka menginjak bangku SMP. Tegaskan apa yang ingin ia capai, apakah cita-citanya masih sama atau ada yang berubah. Tanyakan pula alasan mengapa ia memilih cita-cita tersebut," kata Riana dalam Zoomtalk bersama Farah.id, Rabu (18/11).

Saat anak mulai bisa menjelaskan dengan benar apa yang menjadi alasan ia memilih suatu keinginan, orangtua dapat mulai mengarahkan. Berikan fasilitas-fasilitas yang mendukung akan terwujudnya harapan tersebut.

"Jika dalam prosesnya orangtua merasa kurang mampu (secara ekonomi), berikan anak alternatif pilihan keinginan yang tentunya tidak bergeser jauh dari yang diharapkan si anak," ujar salah satu tenaga pengajar di TK Mini Pak Kasur ini.

Misalnya, contoh Riani, anak ingin sekali menjadi dokter. Seperti Sahabat Farah ketahui, menjadi dokter biayanya tidaklah murah. Jika dirasa Sahabat Farah kurang mampu memfasilitasi anak untuk tujuan tersebut, coba buat alternatif anak untuk menjadi perawat, bidan, atau apoteker.

"Jadi anak tidak terlalu kecewa, karena bidangnya masih sama yaitu di dunia kesehatan. Intinya, orangtua itu bertugas sebagai pembimbing, pengarah, dan bukan pendikte. Jika ingin anak meneruskan pekerjaan orangtua, lihat dulu minat serta kemampuan anak. Caranya, kenalkan dan tumbuhkan minat itu. Selanjutnya, kita serahkan pada anak dengan melihat kemampuannya," demikian Riani.
    

 




Mengapa Mengasuh Anak Sekarang Jauh Lebih Sulit Dibandingkan Dulu?

Sebelumnya

Mata Ibu, Silvia Menjadi Komentator Bola bagi Anaknya

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Parenting