Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

KEJAHATAN di media sosial semakin marak. Belakangan ini, kepolisian Dubai mendapati banyaknya kasus penipuan kencan online yang telah memakan banyak korban. Pakar keamanan siber di UEA telah sering memperingatkan bahaya penipuan kencan online di media sosial.

"Penipuan romantis (kencan online) adalah jenis serangan yang populer dan dimulai dengan profil palsu," kata Toufic Maalouf, seorang manajer akun di Timur Tengah untuk perusahaan teknologi Acronis.

Maalouf mengatakan pelaku mencuri informasi dan foto orang untuk membuat profil palsu, lalu memikat korbannya.

“Alat otomatis dapat digunakan untuk membuat profil palsu. Interaksi dilakukan oleh bot atau dari pengguna. Salah satu contohnya adalah mengirimkan tautan ke situs web berbahaya dan membuat orang mengekliknya,” kata Maalouf, seperti dikutip dari TN, Minggu (22/11).

Ia pun mengingatkan orang-orang agar tidak mengekspos profil mereka dengan membagikan informasi pribadi di platform media sosial. Juga jangan mudah memberikan data-data penting saat melakukan chat dengan seseorang yang baru dikenal di media sosial.

Polisi Dubai memperingatkan orang-orang tentang penjahat dunia maya yang membuat profil palsu di situs kencan untuk memeras orang.

“Pelaku berinteraksi dalam waktu yang lama untuk mendapat kepercayaan korban. Mereka membuainya dengan berpura-pura penuh perhatian kepada si korban," kata polisi.

“Pada akhirnya, mereka akan bersandiwara untuk meminta uang, seperti untuk tagihan rumah sakit atau untuk tiket pesawat agar mereka bisa bertemu di kehidupan nyata.”

Maalouf mengatakan pelaku dalam kasus kencan online sering meminta korban untuk berbagi foto mesra.

“Beberapa penipu mencoba membuat korbannya mengirim beberapa gambar intim dan kemudian mulai memeras mereka dengan ancaman memposting foto-foto itu secara online,” kata Maalouf.

“Jangan mengirim uang secara online ke orang yang tidak Anda kenal. Jangan ikuti tautan yang mencurigakan, jangan unduh aplikasi baru yang direkomendasikan untuk Anda oleh orang yang baru Anda temui di aplikasi kencan,” saran Maalouf.

Sebuah studi tahun 2019 oleh perusahaan keamanan Shred-it menunjukkan bahwa 44 persen populasi UEA dipengaruhi oleh pencurian identitas selama lima tahun terakhir.

Sementara, laporan terbaru di AS tahun ini dikeluarkan oleh Pusat Penelitian Korban. Dikatakan bahwa 7 persen hingga 10 persen dari populasi AS menjadi korban pencurian identitas setiap tahun dengan 21 persen di antaranya mengalami beberapa insiden.

Sam Small, kepala petugas keamanan di perusahaan teknologi ZeroFOX, mengatakan predator online menargetkan individu di media sosial.

"Seseorang juga bisa menyamar sebagai Anda, kolega, atau bahkan produk Anda sendiri," katanya.

"Atau Anda mungkin menemukan seseorang yang mengaku bekerja untuk organisasi yang sama dengan Anda."

Small mengatakan penting sekali untuk mengklaim ruang digital walaupun tidak digunakan lagi, agar tidak diambil alih oleh orang lain dan digunakan untuk kejahatan.

"Mempertaruhkan klaim atas identitas digital Anda membantu orang lain bernalar tentang keaslian akun apa pun yang mungkin menyamar sebagai Anda, atau memanfaatkan ketidakhadiran Anda," katanya.

Small juga menyarankan agar pengguna media sosial memperhatikan pengaturan akunnya.

“Anda harus meninjau pengaturan privasi akun untuk akun media sosial atau komunitas online yang Anda gunakan," katanya, mengingatkan bahwa penipu bisa dengan mudah menemukan data pribadi yang dungkap dengan setting 'publik' pada profil akun korban.

Dia mengatakan banyak situs web memberi pengguna opsi untuk melihat bagaimana profil mereka dilihat oleh orang lain.

Venturi Mohan Choudry, wakil presiden Techware Services and Solutions, mengatakan pengguna media sosial perlu memperlakukan informasi pribadi mereka dengan cara yang sama seperti mereka memperlakukan barang berharga yang disimpan di lemari besi.

“Jika kurang pintar dengan informasi yang Anda bagikan di media sosial, sama dengan Anda  membantu penjahat dunia maya untuk mencuri identitas Anda,” ujar Choudry.

“Mereka dapat menebak kata sandi keamanan rahasia Anda hanya dengan melihat profil media sosial Anda, dengan mengumpulkan informasi yang Anda masukkan di sana.




Kementerian Agama Luncurkan Program “Baper Bahagia” untuk Dukung Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

Sebelumnya

Fitur Akses Cepat Kontak Darurat KDRT Hadir di SATUSEHAT Mobile

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News