KOMENTAR

GURU adalah profesi mulia. Bukan semata karena tingkat pendidikan akademis maupun almamaternya yang ternama, melainkan karena guru merupakan profesi yang berakar dari panggilan hati.

Tidak semua orang sanggup menjadi guru karena dibutuhkan kesabaran dan keikhlasan tanpa batas dalam menjalankan peran tersebut.

Engkau sebagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
(penggalan lirik hymne Guru)

Tanggung jawab guru sangatlah besar. Guru adalah orangtua kedua bagi anak. Di sekolah, guru mendidik, membimbing, menginspirasi, dan memotivasi anak-anak didiknya.

Guru tidak sekadar mentransfer ilmu pengetahuan tetapi juga mengajarkan berbagai nilai moral serta menunjukkan berbagai pengalaman dan realitas hidup agar anak bisa mengambil hikmah dari berbagai kejadian. Tak heran bila kesuksesan seorang anak di masa depan tak lepas dari peran guru menciptakan generasi unggul di masa depan.

Dalam proses menciptakan generasi unggul masa depan, guru memiliki tanggung jawab untuk membentuk karakter tangguh anak-anak didiknya. Di sinilah dibutuhkan kesabaran dan keikhlasan yang berlimpah agar guru bisa bertahan mendidik anak-anak meski banyak rintangan menghadang.

Mungkin saja ada masalah psikologis timbul dari dalam diri maupun dari luar diri anak-anak yang membuat mereka tidak mampu berkonsentrasi atau bahkan melawan setiap kata-kata guru. Jika tak ada sabar dan ikhlas, guru tak akan bisa menyayangi anak-anak didik yang memiliki beragam karakter tersebut. Tanpa hati yang ikhlas dan sabar, pengabdian yang seharusnya menjadi mulia bisa ternoda dengan perilaku keras dan tak terpuji.

Banyak orang masih tidak memahami bahwa tugas seorang guru bukan hanya menyuruh anak maju ke depan kelas untuk mengerjakan soal latihan atau menyalin tugas dari buku pelajaran ke buku tulis. Bukan itu. Guru bersinergi dengan orangtua mendampingi anak-anak didiknya dalam berjuang meraih cita-cita. Guru menempa potensi anak. Bersama orangtua, guru turut andil menentukan masa depan anak.

Dalam proses pendidikan, anak akan kesulitan jika tidak ada yang mengarahkan, menilai, dan mengevaluasinya. Di sinilah peran guru bertambah krusial karena dengan teliti dan telaten memberi tahu apa yang belum dipahami dan membenarkan apa yang salah. Maka guru menjadi sosok yang harus dihormati dan dipatuhi, layaknya anak hormat dan patuh pada kedua orangtuanya. Tidak berbeda.

Karena itulah guru dijuluki pahlawan tanpa tanda jasa. Meski bukan menyumbang nyawa dalam perang, guru telah mengabdikan segenap tenaga dan waktunya untuk mendidik para anak didiknya. Tak jarang guru mengorbankan kepentingan dirinya demi kemajuan anak-anak didiknya.

Semua peluh yang menetes dan lelah yang mendera akan terbayar saat anak-anak didiknya berhasil meraih cita-cita.

Tak ada yang lebih indah dibandingkan menyaksikan anak-anak didiknya berhasil menjadi orang sukses.

Guru adalah embun penyejuk dan pelita dalam kegelapan. Berkat gurulah seorang anak dari tidak bisa menjadi bisa. Betapa besar kasih sayang guru kepada anak-anak didiknya, serta bagaimana dia peduli tanpa pilih kasih.

Doa untuk guru semoga tak pernah terputus. Doa agar ilmu yang dicurahkan menjadi limpahan berkah bagi anak didiknya dan menjadi amal jariyah yang pahalanya terus mengalir bagi pelita bernama guru.

Semoga Allah memberi balasan terbaik kelak di akhirat bagi pengabdian bapak dan ibu guru.

Selamat hari guru.

 




Dukung Riset dan Publikasi Ilmiah, Kantor Wilayah Kemenkumham DKI Jakarta Luncurkan Jurnal Yustisia Hukum dan HAM “JURNALIS KUMHAM”

Sebelumnya

Momen Unik yang Viral, Kebersamaan Presiden Prabowo dan Kucing Bobby Kertanegara di Istana

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News