CINTA ilmu harus menjadi bagian dari diri seorang muslim. Dengan mencintai ilmu, kita akan bergairah untuk selalu menambah pengetahuan kita, siap menerima ilmu dari siapa pun, dan tak kenal lelah untuk terus memperbaiki kesalahan yang telah kita lakukan.
Dan ketika kita mencintai ilmu, maka kita pun akan memuliakan guru. Sosok yang menebarkan kebaikan dalam bentuk ilmu yang diajarkannya kepada kita. Tegas dan berwibawa adalah sikapnya. Namun di dalam hatinya, tersimpan kasih sayang dan ketulusan yang tak lekang zaman.
Keutamaan menuntut ilmu dan menghormati guru adalah mendapat ganjaran pahala dari Allah.
"Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu, 'Berlapang-lapanglah dalam majelis', maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, 'Berdirilah kamu', maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Mujadilah:11)
Ketika kita mencintai ilmu, insya Allah kita bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik dibanding orang-orang yang menjauh dari ilmu. Dengan ilmu, iman kita menjadi lebih kokoh di dalam hati dan Islam kita menjadi lebih kaffah secara syariah. Maka kita dapat menjalankan hidup dengan lebih tenang, bermartabat, serta menjunjung tinggi akhlak mulia.
Tanpa guru, apalah jadinya kita? Kering ilmu dan miskin pengetahuan. Hidup dalam kehinaan. Kita tidak sanggup berjalan dengan kepala tegak karena kita tidak memiliki kepercayaan diri untuk melangkah. Bahkan mungkin kita akan terjerumus masuk ke jurang maksiat dan terpuruk dalam kejahatan. Semua karena kita tidak berguru dan tidak berilmu.
Allah menjanjikan pahala bagi muslim yang memuliakan gurunya berupa surga seperti dijelaskan Rasulullah saw. dalam sabdanya. "Barang siapa memuliakan orang berilmu (guru), maka sungguh ia telah memuliakan aku. Barang siapa memuliakan aku, maka sungguh dia telah memuliakan Allah. Barang siapa memuliakan Allah, maka tempatnya di surga." (dikutip dari Lubab al-Hadits)
Kita mengajarkan anak-anak kita untuk selalu bersemangat menimba ilmu dan meminta mereka untuk selalu menghormati guru. Dengan begitu mereka akan selalu menjaga dan mengembangkan ilmu mereka dengan baik sekaligus tak akan pernah melupakan sosok dan jasa guru untuk masa depan mereka.
Sesukses apa pun diri kita, kita berutang budi kepada guru. Dan hadiah terindah untuk 'melunasi' utang budi kita adalah dengan memuliakan guru melalui doa.
Rasulullah saw. berkata, "Siapa yang memberikan kebaikan untukmu, maka balaslah. Jika kamu tidak mampu membalasnya, doakanlah ia hingga kamu yakin telah benar-benar membalasnya." (H. R. Daud)
Maka kita tak boleh bosan mendoakan mereka. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan ampunan-Nya kepada guru-guru kita. Semoga Allah melimpahkan kesehatan dan keberkahan bagi guru-guru kita.
Semoga Allah menjadikan ilmu yang kita peroleh bermanfaat bagi sesama dan kian mendekatkan kita kepada-Nya.
Dan semoga Allah menjadikan ilmu yang diajarkan sebagai amal jariyah bagi guru-guru kita. Hendaknya kita tidak alpa menyebut guru-guru kita dalam lantunan doa karena kita tidak pernah mampu membalas utang budi kita kepada mereka.
KOMENTAR ANDA