PEMBUKAAN sekolah menjadi salah isu yang tengah disoroti saat ini di Indonesia. Rencana pembukaan kembali sekolah pada semester depan menuai pro kontra di kalangan masyarakat, mengingat pandemi virus corona yang masih menghantui dan vaksin Covid-19 yang belum tersedia untuk masyarakat umum saat ini.
Terlepas dari perkembangan yang terjadi di tanah air, namun agaknya kita bisa belajar dari banyak negara di dunia yang juga menghadapi isu pembukaan kembali sekolah di tengah pandemi. Salah satunya adalah Kuba.
Dalam program RMOL World View bertajuk "How Cuba Handles The New Challanges" yang dilaksanakan oleh Kantor Berita Politik RMOL pada Senin (30/11), Dutabesar Kuba untuk Indonesia Tania Velazquez Lopez memberikan sedikit gambaran mengenai pembukaan kembali sekolah di negaranya.
Dia menjelaskan bahwa pembukaan kembali sekolah sudah dilakukan secara bertahap di Kuba sejak awal November ini, setelah ditutup sejak pandemi Covid-19 terjadi bulan Maret lalu.
Namun, pembukaan sekolah baru dilakukan setelah Kuba berhasil mengendalikan penyebaran virus corona dan menekan munculnya kasus Covid-19 baru.
"Sebelum membuka sekolah, penting untuk lebih dulu mengontrol virusnya," ujar Dubes Lopez.
"Jika virusnya tidak dikontrol, maka akan menimbulkan bahaya. Bukan hanya untuk anak-anak, tapi juga untuk orangtua, keluarga dan lingkunganya," sambungnya.
Pasalnya, meski anak-anak cenderung memiliki sistem kekebalan tubuh yang kuat, namun sebagian anak-anak bisa jadi memiliki sistem imun tubuh yang tidak cukup baik, terlebih jika anak-anak tersebut memiliki masalah kesehatan tertentu.
Sehingga, jika virus belum dikendalikan, maka anak-anak akan berpotensi tinggi terpapar virus corona di sekolah. Hal tersebut akan membahayakan sang anak itu sendiri ataupun keluarganya, karena dia bisa menularkan.
"Jika hal itu terjadi, maka yang akan muncul adalah membludaknya pasien ke rumah sakit," terangnya.
Dubes Lopez menjelaskan, di Kuba sendiri, pemerintah baru mengizinkan sekolah kembali dibuka setelah penularan virus corona berhasil dilakukan.
Selain itu, negara tersebut juga memiliki sistem kesehatan yang baik. Setiap orang memiliki akses layanan kesehatan yang baik dan gratis. Sehingga mereka bisa melakukan deteksi dini jika muncul gejala penularan virus corona.
"Di Kuba, warga tidak khawatir pergi ke rumah sakit, karena layanan rumah sakit umum kita gratis," tandasnya.
KOMENTAR ANDA