DEWAN Muslim Prancis (CFCM) saat ini tengah mempertanyakan soal dokumen yang disebut dengan "Piagam Nilai-nilai Republik".
CFCM yang mewakili sembilan asosiasi Muslim yang terpisah di Prancis sebelumnya dilaporkan telah diminta agar para imam di Prancis menandatangani Piagam tersebut.
Di antara bulir-bulir yang teruang dalam Piagam tersebut adalah pengakuan nilai-nilai Republik Prancis, penolakan terhadap Islam sebagai gerakan politik dan larangan pengaruh asing.
Piagam tersebut mengundang tanda tanya tersendiri bagi CFCM dan para imam di Prancis.
"Kami tidak semua sepakat tentang apa piagam nilai ini, dan apa isinya," kata wakil presiden CFCM dan Kepala Masjid Agung Paris Chems-Eddine Hafiz.
"Kami berada pada titik balik bersejarah bagi Islam di Prancis (dan) kami Muslim menghadapi tanggung jawab kami," sambungnya.
Dia menjelaskan bahwa ada rencana agar CFCM membuat daftar imam di Prancis, yang masing-masing akan mendaftar ke Piagam tersebut, dengan imbalan akreditasi.
Untuk memperjelas soal Piagam tersebut, rencananya CFCM akan bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron pekan ini.
Sementara itu, seorang pakar Islam Prancis, Olivier Roy mengatakan bahwa Piagam itu menimbulkan dua masalah, yakni adalah diskriminasi, karena hanya menargetkan imam atau penceramah Muslim, serta menimbulkan masalah HAM.
Sedangkan seorang perancang busana, yakni Iman Mestaoui menilai bahwa gagasan untuk meminta para imam mengikuti nilai-nilai Prancis adalah sebuah masalah, ketika muslim sudah dilihat oleh banyak orang sebagai tidak sepenuhnya Prancis.
"Ini menempatkan kami di tempat yang aneh di mana Anda harus menunjukkan kepada orang-orang bahwa Anda menganut nilai-nilai Republik, di mana Anda merasa sebagai orang Prancis, tetapi mereka tidak merasa Anda seperti itu," jelasnya, seperti dikabarkan BBC.
KOMENTAR ANDA