MASIH tingginya angka kasus infeksi Covid-19 di Indonesia, menjadi perhatian serius banyak pihak. Tak terkecuali Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang menyoroti tingginya angka paparan dengan keinginan pemerintah mengadakan sekolah tatap muka dibuka kembali awal tahun depan.
Mengutip dari RMOL.id, IDAI memberikan pertimbangan menunda proses belajar tatap muka dengan mengacu pada standar yang diberikan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).
"Menimbang dan memperhatikan panduan dari World Health Organization (WHO), publikasi ilmiah, publikasi media, dan data Covid-19 di Indonesia, maka saat ini IDAI memandang bahwa pembelajaran melalui sistem jarak jauh (PJJ) lebih aman," jelas IDAI dalam rilisnya, Rabu (2/12).
Tolak ukur PJJ lebih aman daripada tatap muka, dijelaskan IDAI, adalah memastikan penerapan protokol kesehatan dengan baik oleh peserta didik hingga civitas akademika di semua jenjang pendidikan.
Bahkan pada kelompok anak yang tinggal di sekolah berasrama, peran keluarga sebagai komunitas terdekat anak terbagi antara keluarga di rumah dengan lingkungan sekolah dan asrama. Sehingga, penting bagi pihak penyelenggara sekolah untuk memastikan semunya.
Jika pun tetap dilakukan pembelajaran tahun muka, IDAI memberi syarat kepada seluruh pembuat kebijakan dan pihak yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) untuk disiplin menerapkan 3M.
"Sebaiknya dilakukan pengaturan keluar masuk lingkungan sekolah dengan tujuan meminimalkan risiko penyebaran. Keputusan membuka sekolah dapat berbeda-beda antara satu daerah dengan lainnya, karena dipengaruhi beberapa faktor," lanjut IDAI.
Tapi sedapat mungkin keputusan membuka dan menutup kembali sekolah dalam waktu singkat, dihindari dulu. Alasannya, akan berdampak pada rutinitas keseharian anak dan keluarga.
KOMENTAR ANDA