BELAJAR dari rumah (BDR) sepertinya masih menjadi pilihan terbaik untuk saat ini, jika melihat dari cukup tingginya angka paparan Covid-19. Namun yang kini menjadi pertanyaan orangtua adalah tentang kesehatan anak, terutama mata, yang selama pembelajaran jarak jauh (PJJ) semakin sering melihat layar.
Screen time atau waktu layar adalah waktu yang dihabiskan di depan layar komputer, televisi, maupun gadget.
Menurut aturan Badan Kesehatan Dunia (WHO), anak berusia kurang dari 2 tahun tidak diperkenankan terpapar layar. Sementara anak di atas usia 2 tahun, paling lama melihat layar adalah 2 jam.
"Screen time ini memiliki dampak yang cukup memprihatinkan. Yaitu obesitas, miopi, gangguan sosial dan emosi, serta gangguan tidur. Dan yang terparah adalah sedentary life atau mager alias malas bergerak. Inginnya berbaring saja sambil menonton tv atau gadget dan nyemil," ujar dr Vicka Farah Diba, MSc SpA saat menjadi pembicara di Zomtalk Farah.id, Rabu (9/12).
Sebenarnya, ada tiga komponen BDR yang dikeluarkan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), yang harus diperhatikan orangtua, yaitu waktu tidur, screen time, dan aktifitas fisik yang cukup.
Untuk panduan BDR terkait screen time adalah sebagai berikut:
1. Untuk usia todler (3-6 tahun)
Screen time untuk usia pra sekolah (todler) adalah tidak lebih dari 1 jam. Bahkan, semakin sedikit akan semakin baik. Lakukan aktifitas fisik selama 180 menit (3 jam) dan waktu tidur yang berkualitas antara 10-12 jam sehari.
2. Untuk usia 6-12 tahun
Untuk anak usia sekolah dasar, pastikan screen time tidak lebih dari 1,5 jam. Di sini orangtua bisa berdiskusi dengan pihak sekolah terkait waktu belajar online per harinya.
Kemudian, lanjutkan dengan aktifitas fisik minimal 1 jam sehari dan cukupkan waktu tidur anak antara 9-11 jam.
3. Untuk anak remaja
Paparan layar dari pembelajaran online untuk usia remaja pun tidak boleh lebih dari 2 jam. Seimbangkan dengan aktifitas fisik minimal 1 jam dan buat waktu tidur yang berkualitas, yaitu antara 8-10 jam.
"Arahkan anak untuk melakukan aktifitas-aktifitas yang membuat anak tidak bosan dan tidak uring-uringan. Buat senyaman mungkin dan pastikan kesehatan anak terjaga dengan baik," saran wanita kelahiran 10 Desember itu.
KOMENTAR ANDA