RENCANA pembukaan kembali sekolah tatap muka tahun depan menjadi wacana yang hangat dibicarakan baru-baru ini, terutama bagi orangtua.
Pro-kontra soal rencana tersebut jelas tidak dapat dihindari, terutama mengingat kekhawtiran orangtua akan keselamatan dan kesehatan buah hati mereka di tengah pandemi Covid-19 yang masih terjadi di tanah air.
Dokter anak di RS JIH Yogyakarta, dr. Vicka Farah Diba dalam Farah ZoomTalk bertajuk "Belajar Dari Rumah Aman & Sehat" yang digelar pada Rabu (9/12) menuturkan, sebelum memberikan izin pada anak untuk kembali sekolah tatap muka, sebaiknya orangtua mengevaluasi diri dan anak serta memperhatikan sejumlah hal terkait kesiapan anak tersebut.
"Orangtua, perlu memastikan persiapan pada anak sendiri. Apakah anak ibu sudah terampil dalam melaksanakan PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat)? Apakah anak ibu sudah mau dan sadar soal pentingnya memakai masker, mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer?" paparnya.
Dia juga menekankan bahwa sebelum mengizinkan anak kembali ke sekolah, orangtua perlu memastikan bahwa anak dalam kondisi sehat serta tidak memiliki komorbid, seperti penyakit jantung, asma serta penyakit bawaan lainnya.
"Jika anak memiliki komorbid, tidak dianjurkan untuk kembali sekolah tatap muka saat ini, sesuai anjuran IDAI, (Ikatan Dokter anak Indonesia). Sebaiknya di rumah saja," sambungnya.
Selain itu, hal lain yang juga perlu dipastikan, sambung dr. Vicka, adalah apakah sang buah hati sudah bisa mandiri dalam hal menjaga kebersihan, menaati protokol kesehatan, termasuk memakai masker.
"Perlu juga diperhatikan bahwa jika mengizinkan anak kembali belajar tatap muka di sekolah, siapkan bekal untuk anak dan pastikan anak memahami bahwa bekal tersebut hanya boleh dimakan sendiri dan tidak boleh diukar dengan teman-temannya," tambahnya.
Terakhir, hal yang juga tidak boleh dipandang sebelah mata adalah, apakah anak juga tinggal bersama dengan orang lanjut usia yang masuk kategori kelompok rentan terpapar Covid-19 atau tidak.
"Karena anak bisa saja terpapar Covid-19 namun tidak bergejala, tapi dia membawa virus itu ke rumah. Itu juga yang perlu diperhatikan," tekan dr. Vicka.
Meski begitu, dia menambahkan bahwa Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Indonesia juga memberikan pilihan kepada orangtua untuk melanjutkan pembelajaran melalui daring atau tatap muka di sekolah.
"Sedangkan anjuran IDAI Desember 2020 ini masih lebih aman melanjutkan belajar dari rumah saja melalui sistem daring," tutup dr Vicka.
KOMENTAR ANDA