SALAH satu upaya mendorong pengembangan perekonomian dan keuangan syariah di Tanah Air adalah dengan menguatkan kemandirian ekonomi pesantren.
Banyaknya pesantren yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia memiliki potensi beragam unit usaha yang dapat dikembangkan. Berbekal kreativitas dan keuletan, pesantren dapat menjadi basis ekonomi umat yang menyejahterakan rakyat dengan jalan halalan thayyiban.
Salah satu daerah yang memiliki potensi tersebut adalah Banten. Di sana banyak ditemui usaha konveksi dan industri fesyen. Jika digarap secara profesional, berbagai potensi tersebut akan mampu menggerakkan roda perekonomian pesantren dan memberikan manfaat ke lingkungan masyarakat di sekitarnya. Bahkan apabila dikembangkan dengan lebih inovatif, dapat mewujudkan kekuatan ekonomi baru Indonesia yang berbasis syariah.
Mempertimbangkan potensi besar sumber daya dan produk fesyen di Banten, Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Banten bersinergi dengan desainer Wignyo Rahadi menggelar program pelatihan dan pemberdayaan di bidang fesyen bagi para santri Pondok Pesantren Roudlotul Huda di Pandeglang, Banten dan masyarakat sekitar pesantren yang memiliki usaha konveksi.
Pelatihan fesyen bertajuk Bootcamp Fashion merupakan bagian dari program pengembangan kemandirian ekonomi pondok pesantren melalui peningkatan kualias dan kapasitas produk fesyen muslim.
Pada tahun ini, Bootcamp Fashion 2020 dilaksanakan selama 14 hari di bulan November 2020 dengan diikuti 40 peserta dari para santri pesantren dan beberapa UMKM fesyen binaan KPw Bank Indonesia Banten. Para peserta pelatihan dibagi menjadi dua kelas yaitu kelas menjahit dan kelas desain.
Dengan mengikuti Bootcamp Fashion 2020, para peserta ditargetkan dapat merealisasikan sketsa rancangan menjadi busana siap pakai. Selama pelatihan berlangsung, peserta diarahkan untuk membuat tiga jenis busana siap pakai.
Dimulai dari busana dengan desain dasar, dilanjutkan dengan busana yang menghadirkan pengembangan desain seperti pecah pola dan aplikasi lebih dari satu jenis bahan, lalu yang terakhir adalah busana yang lebih kompleks untuk keperluan fashion show.
Terkait ide kreatif, para peserta Bootcamp Fashion 2020 ditantang untuk mengaplikasikan kain tradisional asal Banten yaitu Tenun Baduy dan Batik Lebak ke dalam ragam desain yang memiliki sentuhan modern. Koleksi busana hasil karya santri Ponpes Roudlotul Huda dan peserta lainnya ditampilkan di atas runway acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten yang digelar virtual awal Desember 2020.
“Pesantren mempunyai andil besar dalam proses menciptakan sumber daya manusia yang unggul, berkuallitas, dan religius di bidang usaha fesyen. Pelatihan ini diharapkan dapat melejitkan potensi sekaligus meningkatkan keahlian para santri dan alumni pesantren untuk terampil, inovatif, kreatif, serta mampu menghasilkan produk fesyen berkualitas tinggi, baik secara desain maupun kualitas jahitan,” papar Wignyo Rahadi.
Bootcamp Fashion bertujuan agar para peserta siap terjun ke industri mode dengan menjadi wirausaha muda di bidang fesyen berbasis santri yang siap mendorong perkembangan sektor fesyen sekaligus meningkatkan perekonomian Indonesia.
KOMENTAR ANDA