MEMBANGUN keluarga yang sakinah mawadah warahmah merupakan impian banyak rumah tangga. Meski begitu, untuk mewujudkannya tidak semudah membalik telapak tangan. Ada proses panjang nan berliku yang perlu ditempuh dan dilalui setiap keluarga dengan tantangannya masing-masing.
Hal itu pula lah yang dilalui oleh Fery Farhati dan Anies Baswedan. Dalam program ZoomTalk Farah.id bertajuk "Halo Ibu Fery! Bincang Dengan Ibu Fery Farhati Dari Parenting Hingga Pandemi" yang diselenggarakan pada Rabu siang (16/12), Fery membagikan ceritanya dalam mengaruhi kehidupan bersama dengan Anies.
"Sejak awal menikah, saya dan Pak Anies memulainya dari nol bersama-sama. Tidak lama setelah menikah kita langsung ke luar negeri untuk sekolah, kita bangun keluarga dari nol berdua. Ketika kemudian anak-anak hadir alhamdulillah kita semakin kuat sebagai keluarga," ujar Fery.
Dia menjelaskan bahwa dalam kehidupan berumah tangga, masing-masing anggota keluarga tumbuh bersama. Hal itulah yang semestinya menjadi perekat dalam keluarga.
"Jadi harmonis itu muncul karena kita tumbuh bersama, suka duka dijalani bersama, tidak semuanya mulus. Tapi keberhasilan kita dalam melewati itu semua menguatkan hubungan kita," jelas Fery.
"Jadi sudah ke sakinah itu cinta, juka ke mawadah serta rohmah," sambungnya.
Fery lebih lanjut membagikan resep kunci untuk menjaga keluarga yang harmonis yang dia jalankan bersama dengan sang suami di rumah.
"Sebagai orangtua, kami di rumah menerapkan yang paling utama adalah trust (kepercayaan) yang bisa dipegang bersama antara anak-anak dan orangtua. Ini adalah dasar penting bagi kita untuk memiliki keluarga yang komunikasinya terbuka," terang Fery.
"Saya memiliki keyakinan, jika anak diberi kepercayaan, maka dia akan menjaga kepercayaan itu. Tapi kalau dicurigai atau dihambat karena kekhawatiran kita sebagai orangtua, maka anak justru akan sembunyi-sembunyi dan sulit terbuka ke orangtua," sambungnya.
Selain itu Fery juga menekankan hal lain juga tidak kalah penting dalam membangun keluarga yang kuat dan harmonis, yakni sikap saling menghormati, terutama kepada orang yang jauh lebih tua.
"Ini memang sederhana, simpel, tapi dampaknya bisa luar biasa kepada anak," kata Fery.
"Kebiasaan menghormati orangtua ini sebetulnya pembelajaran bagaimana anak bisa bersosialiasi di luar, bagaimana mereka menghargai guru dan temas sebayanya. Pola interaksi anak di rumah itu menggambarkan pola interaksi mereka di luar," tandasnya.
KOMENTAR ANDA