DIABETES tidak hanya terjadi pada orang dewasa. Penyakit yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah ini juga bisa diderita oleh anak-anak.
Dalam Bincang Sehat RMOL.id bersama dr Jimmy Tandradynata, Jumat (18/12) dijelaskan, diabetes yang umum terjadi pada anak adalah diabetes tipe 1. Dikenal juga dengan sebutan juvenile, karena lebih sering menyerang anak-anak.
"Untuk anak-anak, diabetes tipe 1 ini merupakan penyakit autoimun yang mengakibatkan rusaknya sel beta penghasil insulin. Akibatnya, tubuh kekurangan atau bahkan tidak memiliki hormon insulin sama sekali," kata dr Jimmy.
Menurut CDC, diperlukan waktu berbulan-bulan hingga tahunan untuk menghancurkan sel-sel penghasil insulin dalam pankreas, hingga gejala diabetes tipe 1 akhirnya muncul.
Pada minggu-minggu pertama gejala muncul, diabetesi - sebutan anak penderita diabetes - mengalami beberapa tanda, seperti:
• Sering buang air kecil atau mungkin mengompol.
• Sering merasa haus dan banyak minum.
• Sering merasa lapar.
• Sering merasa kelelahan, lemas, dan pusing akibat kekurangan energi.
• Berat badan turun drastis dalam waktu singkat.
• Mengalami perubahan perilaku, seperti sering gelisah, marah, dan sulit mengendalikan emosi.
• Napas berbau seperti aroma buah.
Dari gejala awal ini, tidak menutup kemungkinan akan muncul gangguan kesehatan lain. Apalagi jika telah memengaruhi fungsi organ lain.
- Gangguan penglihatan akibat diabetes, seperti pandangan kabur.
- Gangguan pencernaan seperti mual dan muntah.
- Kesemutan, rasa kebas, sensasi nyeri pada kaki.
- Kulit gatal dan kering.
- Luka susah sembuh.
Komplikasi lain dari penderita diabetes tipe 1 ini adalah:
1. Infeksi jamur pada vagina
Infeksi ini disebabkan oleh jamur Candida Albicans. Akibatnya vagina menjadi gatal, berbau tak sedap, hingga mengeluarkan cairan tidak normal.
Anak perempuan yang belum pubertas dan menjadi diabetesi, mungkin saja menderita hal ini. Dan pada bayi, ditandai dengan ruam popok karena jamur.
Dijelaskan dalam jurnal Clinical Medicine, infeksi jamur di vagina ini disebabkan oleh kandungan gula yang tinggi dalam urine. Biasanya, dokter akan memberikan obat antijamur dalam.bentuk pil atau krim.
2. Keton yang tinggi
"Ini merupakan kondisi emergensi, di mana tubuh anak penderita diabetes akan kehabisan energi sehingga sebagai gantinya tubuh membakar lemak untuk mendapatkan energi. Alhasil, zat asam keton bertambah akibat pembakaran lemak tersebut," jelas dokter spesialis penyakit dalam di RS Eka Hospital BSD ini.
Kadar keton tinggi ditandai dengan sering buang air kecil, mual dan muntah, serta napas berbau. Selanjutnya, menurut American Diabetes Association, ini dapat menyebabkan komplikasi ketoadisosis diabetik yang membutuhkan pertolongan darurat di rumah sakit.
Penderita diabetes tipe 1 yang mengalami komplikasi kronis, perlu mendapat perhatian khusus. Sebab penyakit ini dapat menghambat proses pertumbuhan anak.
Segeralah konsultasi ke dokter. Lakukan serangkaian tes untuk mengukur kadar gula darah. Tes autoantibodi juga diperlukan untuk mendeteksi kondisi autoimun yang menjadi penyebab diabetes tipe 1.
KOMENTAR ANDA