SWAB adalah tindakan pada bagian nasofaring dengan tujuan mengambil spesimen untuk diperiksa. Pemeriksaan dilakukan dengan memasukkan alat ke dalam hidung hingga nasofaring untuk mengambil sampel lendir. Sekilas, swab antigen tampak mudah dan cepat, seolah tidak masalah untuk dikerjakan sendiri.
Swab antigen kini banyak dipilih masyarakat karena biaya yang lebih murah dari swab PCR dengan hasil yang lebih akurat dari rapid tes antibodi. Ditambah lagi, hasilnya bisa didapat dalam waktu sekitar 30 menit. Swab tes antigen mendeteksi adanya virus penyebab Covid-19 namun tidak mendeteksi adanya antibodi terhadap Covid-19.
Tentang swab antigen, Bunga Citra Lestari menjadi perbincangan hangat setelah dalam unggahan story-nya melakukan swab terhadap penyanyi Vidi Aldiano. Vidi terlihat seperti kesakitan saat di-swab. Publik kontan mempertanyakan risiko melakukan sendiri swab antigen.
Benarkah masyarakat tidak dianjurkan melakukan sendiri swab antigen? Apa saja risiko kesehatan yang bisa terjadi?
Hasil Yang Tidak Akurat Hingga Gagalnya Swab
Swab dilakukan lewat lubang hidung dengan struktur anatomi yang sempit. Di dalam hidung juga terdapat banyak pembuluh darah dan lapisan kulit dalam yang tipis (mukosa). Hanya tenaga kesehatan terlatih yang memahami struktur hidung dan tahu mana bagian yang harus diambil. Kesalahan pengambilan sampel bisa jadi mengubah hasil yang harusnya positif menjadi negatif.
Tidak hanya hasil yang tidak akurat, pemeriksaan juga terancam gagal misalnya jika tangkai alat swab mengenai mukosa, orang yang diperiksa bisa langsung bersin. Kondisi tersebut adalah refleks dari hidung saat terkena benda asing.
Terluka Saat Pemeriksaan
Tidak hanya gagal, swab yang dilakukan bukan oleh tenaga terlatih juga bisa melukai orang yang diperiksa. Misalkan pada pemilik struktur hidung yang tidak lurus, ada bagian yang lebih menyempit. Jika memasukkan alat tidak tepat, dapat mengakibatkan rasa sakit yang menyiksa.
Risiko lainnya adalah ketika tangkai alat swab mengenai mukosa hingga orang tersebut bersin, tangkai bisa jadi patah dan tertinggal di dalam saluran nasofaring. Meskipun jarang terjadi, hal itu menjadi satu risiko yang bisa dialami siapa saja.
Kondisi tersebut bisa mengakibatkan perdarahan, terlebih lagi banyak terdapat pembuluh darah yang gampang pecah dalam hidung. Jika terjadi perdarahan yang banyak (epistaksis), dibutuhkan tindakan cepat untuk menanggulangi situasi darurat THT tersebut.
Tidak hanya merasakan sakit, luka atau gagalnya pemeriksaan swab juga bisa menyebabkan orang yang diperiksa dilanda ketakutan dan syok.
Risiko Terinfeksi
Konsekuensi yang dihadapi petugas kesehatan saat melakukan swab antigen adalah mendapatkan hasil positif dari orang yang diperiksa. Karena itulah tenaga kesehatan yang melakukan swab harus mengenakan alat pelindung diri (APD) sebagai prosedur kesehatan yang harus dipatuhi.
Baru-baru ini ada kasus pasien Covid-19 yang terpapar salah satu temannya yang ternyata positif. Hal itu diduga terjadi saat ia bersama beberapa teman saling melakukan swab antigen tanpa bantuan tenaga profesional dan tidak ada satu pun dari mereka mengenakan APD.
KOMENTAR ANDA