VAKSIN Covid-19 diharapkan bisa menjadi benteng pertahanan tubuh seseorang dari virus corona. Namun, bukan berarti setelah mendapat vaksin seseorang bisa begitu saja terbebas dari virus corona.
Ahli penyakit menular terkemuka asal Luksemburg, Dr Gérard Schockmel, mengatakan bahwa perlu bagi seseorang untuk tetap menjaga diri dari penyebaran virus corona walaupun dia sudah mendapat vaksin.
Dalam sebuah acara webinar pada Selasa (5/1) malam waktu setempat, Schockmel mengingatkan lagi apa yang telah disampaikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa seseorang yang telah divaksinasi, masih dapat membawa virus.
"Secara konkrit, ini berarti jika vaksin tidak bekerja dengan baik, misalnya pada minimal 5 persen pasien yang menerima vaksin, maka orang yang divaksinasi masih dapat tertular virus dan menularkannya," ujar Schockmel, seperti dikutip dari RTL, Rabu (6/1).
"Oleh karena itu, penting bagi masyarakat umum untuk memahami, bahwa setelah fase vaksinasi tindakan menjaga jarak sosial yang utama, seperti menjaga jarak yang aman, mencuci tangan, serta kewajiban untuk memakai masker, harus tetap dipertahankan," ujarnya.
Ketika salah seorang peserta bertanya, apakah tidak terlalu cepat penemuan vaksin itu dan apakah uji coba vaksin terhadap mereka yang menerimanya bisa disamakan sebagai tikus percoban?
Schockmel secara tegas mengatakan, vaksin bisa tersedia dengan cepat karena didukung oleh beberapa faktor. Pertama, terjalinnya kerjasama global antar unversitas, industri, dan otoritas pemerintah. Kolaborasi secepat itu memang belum pernah terjadi sebelumnya. Hanya pandemi besar inilah yang bisa mewujudkannya.
"Ada izin edar bersyarat untuk vaksin tersebut. Ada sekitar 30 otorisasi semacam itu di Eropa antara tahun 2006 dan 2016. Sampai saat ini, tidak ada satupun yang ditarik dan ini memiliki keuntungan bahwa vaksin atau obat tersedia lebih cepat," katanya. 
KOMENTAR ANDA