MEMILIKI anak berkebutuhan khusus (ABK) bukan hal yang mudah bagi orangtua manapun. Perhatian lebih dari orangtua menjadi kunci penting bagi tumbuh kembang mereka. Sangat perlu belajar memahami dan mendampingi, agar mereka selalu percaya diri dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang mengalami keterbatasan atau keluarbiasaan, baik fisik, mental intelektual, sosial maupun emosional, yang berpengaruh secara signifikan dalam proses pertumbuhan atau perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya.
Juga mencakup anak-anak yang memiliki gangguan pemusatan perhatian, gangguan spektrum autisme, gangguan kemampuan komunikasi, serta kesulitan belajar.
"Membesarkan anak-anak dengan kebutuhan khusus itu perlu kekhususan juga. Perlu ilmu yang benar. Saya pun memulainya dari nol, tidak punya ilmu apa-apa tentang anak-anak luar biasa ini. Tapi sebagai orangtua, kita harus cari tahu lewat tenaga profesional," kata Arnold Syamsir, founder homeschooling Cindera Jiwa yang juga ayah dari seorang putri dengan spektrum autisme, dalam ZoomTalk Farah.id, Rabu (06/01) bertajuk "Anakku Berkebutuhan Khusus, Aku Harus Bagaimana?".
Ketika orangtua mendapatkan kondisi anak yang tidak biasa ini, seringkali reaksi yang diberikan adalah menjadi down, menyangkal, berharap bahwa nantinya anak bisa sembuh sendiri, susah move on, ditambah lingkungan yang tidak bisa menerima anak dengan kebutuhan khusus, adalah alasan penanganan menjadi lambat.
"Padahal seharusnya, sejak dini penanganan dilakukan. Cari tahu ke profesional atau dokter anak, sehingga kita tahu apakah ada hambatan tumbuh kembang yang harus dapat penanganan khusus. Kemudian cari sumber yang dapat melakukan pembenahan," saran Arnold.
Ketika anak besar dan harus mendapatkan pendidikan umum, perbaiki dulu perilaku anak agar dapat belajar dan menerima pelajaran dengan baik. Sehingga anak dengan mudah bersosialisasi, berkomunikasi, dan mampu mengikuti instruksi.
Kemudian, berikan stimulus agar anak bisa beradaptasi sehingga membuatnya nyaman dengan lingkungan sekolah, terutama teman-temannya. Dan, berikan informasi awal agar anak bisa mengerjakan sesuatu.
"Semacam road map atau petunjuk apa yang harus dikerjakannya. Jika ingin dimasukkan ke sekolah umum, pastikan fasilitas di sekolah tersebut nyaman untuk anak. Apakah tersedia guru pendamping, dan hal lainnya yang mendukung aktifitas anak di sekolah. Jika semua sudah siap, orangtua akan lihat hal yang luar biasa dari perkembangan si anak, terutama dalam mengikuti berbagai kegiatan," demikian Arnold.
KOMENTAR ANDA