Foto: Freepik
Foto: Freepik
KOMENTAR

BARANGKALI, An-Nas tergolong surat yang cukup sering dibaca dalam shalat. Selain relatif pendek, rangkaian ayat-ayatnya pun indah dan gampang diingat. Tidak ada yang salah dalam jatuhnya pilihan terhadap An-Nas, karena setiap muslim bebas memilih bacaan ayat apa saja dalam shalatnya, entah panjang, sedang maupun pendek.

Namun pilihan terhadap An-Nas akan lebih spektakuler, apabila kita mampu menyerap kekayaan kandungannya. Syukurnya, pada saat ini kita berkesempatan mengulasnya. Berikut ini terjemahan dari surat an-Nas:

Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhannya manusia, Raja manusia, sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.”

Dari saripati surat an-Nas tersebut dapat disibak sejumlah misteri, yaitu:

Pertama, hendaklah manusia memohon perlindungan kepada Allah semata, penguasa sejati yang menjadi sembahan satu-satunya. Hanya berkat perlindungan Allah kita mampu menghadapi konspirasi setan.

Kedua, musuh abadi manusia itu adalah setan yang tersembunyi, tidak kasat mata. selama masa pandemi, terlihat betapa kelabakan umat manusia menghadapi Covid-19. Padahal, meski tidak kasat mata, virus ini masih terdeteksi oleh teknologi kesehatan modern.

Jadi berhati-hatilah, karena setan yang tidak terlihat ini juga tidak dapat dideteksi oleh teknologi canggih jenis apapun. Dalam menghadapi setan ini, ibarat perang yang buta sama sekali dengan lawan.

Ketiga, kejahatan setan itu berupa hasutan yang dikobarkan di dada manusia. Apabila di hati kita berkobar hal-hal jahat atau buruk, maka tak pelak lagi setan tengah beraksi. Dan setan pula yang mengipaskan rasa was-was yang membuat jiwa tidak tenteram.

Keempat, setan itu bukan hanya dari golongan jin tetapi juga manusia. Kok bisa manusia menjelma menjadi setan? Bagaimana mendeteksinya?

Manusia yang pada dirinya tertancap sifat-sifat buruk, jahat, suka menyakiti, membuat was-was, gemar menghasut, maka dirinya telah menjelma sebagai setan. Waspadalah!

Agar pembahasan ini lebih seru, ada perlunya bagi kita mengetahui rekam jejak setan, di mana sesungguhnya setiap manusia memang disertai oleh setan. Sebagaimana hadis yang diterangkan oleh Abdul Qawi Al-Mundziri dalam kitab Ringkasan Shahih Muslim:

Dari Aisyah Ra., istri Nabi Saw., bahwa Rasulullah Saw. pernah keluar dari kediamannya pada suatu malam. Aisyah berkata, “Maka aku merasa cemburu pada beliau, lalu beliau datang dan melihat yang terjadi padaku.”

Beliau bertanya, “Engkau kenapa, wahai Aisyah? Apakah kamu cemburu?”

Aku menjawab, “Orang sepertiku mengapa tidak mencemburui orang sepertimu?”

Rasulullah Saw. bersabda, “Apa setanmu mendatangimu?”

Aisyah bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah ada setan menyertaiku?”

Beliau menjawab, “Ya.”

Aisyah bertanya, “Juga menyertai semua manusia?”

Beliau menjawab, “Ya.”

Ia (Aisyah) bertanya, “Menyertai engkau juga?”

Beliau menjawab, “Ya, hanya saja Tuhanku menolongku mengalahkannya hingga ia masuk Islam.”

Lalu siapakah makhluk halus yang menyertai manusia itu? Qarin adalah jenis jin yang menyertai manusia, yang dengan gencar menimbulkan was-was, menghasutnya agar tergelincir kepada kejahatan dan keburukan. Maka jin qarin inilah yang dikenal sebagai setan dari kalangan jin. Karena pada dasarnya mereka ini jin yang kafir.

Lain halnya dengan jin Qarin yang menyertai Nabi Muhammad, yang atas karunia Allah, jin ini pun memilih Islam. Kalau pun banyak jenis setan lainnya yang menggempur, tetapi manusia sekaliber Rasulullah tidak akan tergoyahkan. Iman beliau tidak diragukan lagi.

Ahmad Syauqi Ibrahim dalam buku Misteri Potensi Gaib Manusia menerangkan, bahwa orang-orang munafik di setiap masa selalu mengikuti dan menaati perintah qarin-nya yang berasal dari jin, yang hanya menyuruh mereka melakukan perbuatan yang merugikan diri mereka sendiri di dunia, dan menyebabkan mereka disiksa di akhirat, serta berpaling dari Allah dan malah menuju kepada setan, qarin-nya. Dengan begitu, termasuklah dia dalam golongan setan.




Sekali Lagi tentang Nikmatnya Bersabar

Sebelumnya

Anjuran Bayi Menunda Tidur di Waktu Maghrib Hanya Mitos?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur