Bincang Sehat bertajuk
Bincang Sehat bertajuk "Memandang pandemi Dari Kacamata Relawan" yang digelar Kantor Berita Politik RMOL pada Jumat, 15 Januari 2021/FARAH
KOMENTAR

BANYAK pihak yang memiliki peran besar di tengah pandemi Covid-19. Tapi nama relawan kerap terlupakan.

Meski begitu, pengaruh "pahlawan tersembunyi" untuk melawan penyebaran virus corona, khususnya di tanah air, sangat besar. Mereka adalah orang-orang yang terjun ke lapangan, mengenal betul seluk beluk kehidupan masyarakat.

Dompet Dhuafa Volunteer (DDV) jadi salah satu kelompok relawan yang aktif bergerak membantu pemerintah menghentikan penyebaran virus corona dengan berbagai kegiatannya.

Sejak awal pandemi di Indonesia, DDV telah mengajak masyarakat untuk tetap berkegiatan di rumah dengan kampanye "Rebahan Membawa Perubahan".

Tidak hanya itu, Koordinator DDV Nasional Fajar Firmansyah menyebut ada sekitar 628 fasilitas umum yang telah didisinfeksi oleh para relawan guna mencegah Covid-19. Sementara pembuatan dan distribusi masker gratis terus dilakukan.

Dengan 15 ribu jaringan DDV yang tersebar di Indonesia, para relawan mengajak masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan.

"Di awal-awal banyak kasus PHK, akhirnya relawan dari 42 komunitas bagi-bagiin sembako untuk orang yang di PHK, tidak bisa berjualan," tambah Fajar.

Dalam diskusi virtual Bincang Sehat bertajuk "Memandang pandemi Dari Kacamata Relawan" yang digelar Kantor Berita Politik RMOL pada Jumat (15/1), Fajar mengaku terdapat hambatan tersendiri yang dialami para relawan di tengah pandemi Covid-19.

"Sebenarnya semakin ke sini, semakin bingung. Covid-19 sudah makin parah, di Jakarta parah banget, tapi justru lebih banyak masyarakat yang beraktivitas. Alasan mereka jenuh," terangnya.

Selain itu, dalam kegiatan mengedukasi masyarakat, relawan pun ditantang untuk mencari inovasi agar tetap menjalankan protokol kesehatan. Situasi yang dilematis, menurut Fajar, lebih banyak dialami oleh relawan di daerah.

"Covid di Sumatra belum separah Jakarta. Mereka anggapnya masih bisa santunan dengan anak-anak yatim. Jadi selain mengedukasi masyarakat, tapi juga menjaga relawan lainnya untuk tetap istiqomah," lanjut Fajar.

Di samping itu, Fajar menuturkan, kegiatan untuk membantu pengungsi bencana juga tidak bisa berhenti di tengah pandemi. Untuk itu, para relawan berusaha untuk membantu para pengungsi bencana menerapkan protokol kesehatan di tengah pandemi.

"Bencana tidak berhenti-berhenti. Kita punya banyak komunitas, ada Ayo Tolong, mereka yang membantu pengungsi yang terkena bencana," pungkasnya.




Bulan Solidaritas Palestina 2024: Ribuan Warga Mengibarkan Bendera Indonesia dan Palestina di Selat Sunda

Sebelumnya

KBRI Kairo Dorong Peningkatan Ekspor dan Investasi Indonesia di Mesir

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News