Dalam Islam, jannah adalah puncak kenikmatan bagi seorang muslim setelah menyelesaikan episode kehidupannya di dunia/Net
Dalam Islam, jannah adalah puncak kenikmatan bagi seorang muslim setelah menyelesaikan episode kehidupannya di dunia/Net
KOMENTAR

SETIAP muslim mengharapkan setiap amal saleh yang dikerjakannya selama di dunia akan membawanya kepada jannah (surga).

Saat ini populer istilah ukhuwah fillah till jannah yang bermakna persaudaran di jalan Allah hingga ke surga atau doa yang dipanjatkan suami istri saat memasuki hari ulang tahun pernikahan: semoga kita menjadi pasangan till jannah alias bersama di dunia hingga ke surga.

Dalam Islam, jannah adalah puncak kenikmatan bagi seorang muslim setelah menyelesaikan episode kehidupannya di dunia.

M. Mutawalli Asy-Sya'rawi dalam buku Siapa Penghuni Surga & Penghuni Neraka mengungkapkan, bahwa secara epistimologi, kata al-jannah  'surga' berasal dari kata al-jannu sinonim as-satru yang berarti tabir.

Adapun secara terminologi, kata al-jannah 'surga ' berarti kebun yang di dalamnya terdapat pepohonan yang lebat sehingga apabila orang berjalan di dalamnya, tertutuplah ia oleh lebatnya pepohonan tadi.

Jannah tidak seperti kebun bunga yang kita saksikan di dunia ini. Akan tetapi, jannah adalah kebun yang di dalamnya terdapat pepohonan yang tinggi lebat dan beraneka macam perbekalan serta segala apa yang dibutuhkan manusia.  

Kalau sekadar taman, ya datang saja ke Puncak, suhunya sejuk, pemandangannya indah, dan taman-tamannya bagus. Apalagi yang kurang?

Namun surga merupakan tempat terbaik bagi manusia, yang tidak akan pernah dapat dibandingkan dengan keindahan, kemewahan dan kemegahan yang ada di bumi. Kenikmatan surga tidak ada bandingannya dengan apa yang ada di dunia.

Rasulullah saw. bersabda dalam sebuah hadis Qudsi, “Aku (Allah Swt.) telah menyiapkan untuk hamba-hamba-Ku yang saleh, apa-apa yang belum pernah terlihat oleh mata, belum pernah terdengar oleh telinga, bahkan belum pernah terbersit dalam hati manusia.”

Dengan demikian, berbagai ayat tentang surga dalam Al-Qur’an sesungguhnya membantu manusia untuk mendapatkan gambaran tentang jannah. Karena ini konsepnya berupa gambaran, maka Al-Qur’an menerangkannya dengan kadar akal manusia. Namun pada hakikatnya, kenikmatan jannah tersebut jauh melebihi dari gambarannya. 

Seorang profesor filsafat pernah membuat perumpamaan menarik. Ketika seorang anak kecil bertanya, “Bagaimana sih enaknya malam pengantin?”

Maka orangtua menerangkan sesuai dengan kadar akal anak kecil, “Enaknya seperti kamu makan permen.”

Bagi logika anak-anak permen adalah puncak kenikmatan, maka penjelasan itu akan mudah diserapnya.

Bagi orang yang rajin membaca Al-Qur’an, apalagi mempelajari tafsirnya, tentu amat terbantu memahami jannah. Apalagi Al-Qur’an menggunakan berbagai nama atau sebutan yang masing-masingnya menyiratkan hakikat tersendiri.

Ibnul Qayyim al-Jauziyyah dalam buku Tamasya ke Surga menerangkan, bahwa berikut ini adalah nama-nama surga: 1) Jannah, nama ini bersifat umum yang merujuk pada kediaman tersebut (surga) dan segala yang tercakup di dalamnya, seperti berbagai jenis kenikmatan, kelezatan, kemegahan, kebahagiaan, dan para bidadari yang bermata elok.

2) Darussalam (tempat kedamaian), karena surga adalah tempat keselamatan dari ujian, marabahaya, dan segala yang tidak disukai.

3) Darul Khuldi  (tempat keabadian), karena penghuninya selamanya tidak akan dikeluarkan dari sana.

 4) Darul Muqamah (tempat yang kekal), Muqatil menyatakan, “Allah mempersilahkan kami di tempat keabadian. Kami tinggal di sana selamanya, tidak akan pernah mati dan tidak akan pernah pindah sampai kapan pun.”

5) Ma'wa (tempat tinggal), Atha' menyatakan, “Ma'wa adalah tempat yang dihuni oleh Jibril dan para malaikat.” Sementara Muqatil dan Al-Kalbi berpendapat bahwa Ma'wa adalah surga yang ditempati oleh arwah orang-orang yang mati syahid.

6) Adn, kata adn mempunyai makna dasar 'menetap' dan 'selamanya'.

7) Darul Hayawan (kehidupan yang sebenarnya), tempat kehidupan yang sebenarnya yang penghuninya tidak akan pernah mati selamanya.

8) Firdaus, adalah nama yang ditujukan untuk seluruh surga, juga merujuk pada surga yang paling utama dan paling tinggi.

9) Na'im (yang penuh kenikmatan), karena segala jenis kenikmatan terkandung di sana seperti makanan, minuman, pakaian, lukisan, pemandangan dan segala kenikmatan lahir batin lainnya.

10) Maqamul Amin (tempat yang aman), yang aman dari kerusakan dan kehancuran, dan penghuninya aman dari pengusiran, kebencian dan kepayahan.




Menyongsong Resesi 2025 dengan Ketenangan Batin

Sebelumnya

Sekali Lagi tentang Nikmatnya Bersabar

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Tadabbur