AKIBAT memang bukan berasal dari lahan kebudayaan bangsa Indonesia sendiri, maka banyak kekeliruan terjadi pada sebutan alat musik yang berasal dari kebudayaan bangsa asing.
Misalnya alat musik gesek yang di Indonesia disebut biola sebenarnya viola yang beda dari violin yang di samping lebih kecil ketimbang viola juga ditala lebih tinggi.
Pada notasi partitur viola ditulis berdasar kunci-C, sementara violin kunci-G.
Terus terang saya selalu malas akibat kesulitan menulis partitur untuk viola sebab lebih terbiasa menulis notasi dengan kunci-G dan F ketimbang C.
Namun terlepas dari apa pun alasannya, sebenarnya nama yang lebih tepat dan benar ketimbang biola adalah biolin yang lebih mirip violin. Sementara nama biola lebih tepat digunakan untuk viola.
Sebutan cello yang juga lazim digunakan oleh bukan hanya warga Indonesia saja sebenarnya kurang tepat, sebab cello adalah kata-imbuhan bahasa Italia yang bermakna kecil.
Jika saya menyebut kata cello di Italia maka selalu ditanya balik menengai apanya yang cello. Istilah yang lebih benar karena lebih lengkap adalah violoncello.
Namun mereka yang sudah terbiasa menyebut cello enggan mengoreksi kekeliruan yang sudah mengaprah maka diyakini sebagai benar.
Alat musik jenis keyboard yang paling popular termasuk di Indonesia adalah piano padahal nama yang lebih benar karena lebih lengkap sebenarnya adalah pianoforte, yang bermakna sebuah alat musik keyboard yang bisa dimainkan secara piano alias lembut maupun forte alias keras tergantung kehendak sang pemusik yang memainkan pianoforte.
Berarti sebutan piano jelas kurang lengkap sebab hanya menyebut kemampuan alat musik tersebut menampilkan suara piano aliasa lembut tanpa menyebut kemampuan menampilkan suara forte alias keras.
Pianoforte senasib dengan violoncello yang sama-sama dipenggal namanya menjadi piano dan cello, sebab masyarakat dunia bukan hanya Indonesia sudah terbiasa nyaman menyebut sebutan yang lebih pendek meski keliru.
Alat musik tiup bernama horn yang dikenal di Indonesia lazimnya adalah German Horn sementara sebenarnya masih ada jenis horn lain-lainnya seperti horn alami, ventil-horn, horn dengan lubang jari, horn Prancis, horn Rusia, horn Wina, horn militer, mellofon, saxhorn, horn Wagner alias tuba Wagner, horn Alpina, sofar, cornu, serpent, dung chen, dord, sausafon, posthorn, bugel, sringa, nyele, bjoernhorn, bukkehorn, fingerhorn, lekhorn, laathorn, prillarhorn, soittotorvuis, spelhorn, tuthorn, vallhorn serta entah horn apalagi sebagai nama alat musik yang berasal-muasal dari tanduk satwa tersebut.
Saya pribadi kerap menilai mutu sebuah orkes berdasar pada mutu sang pemusik yang memainkan alat musik horn yang memang merupakan alat musik tiup yang paling sulit untuk ditiup secara akurat tepat nada alias tidak sumbang.
Namun saya sempat menyaksikan pergelaran Berliner Philharmoniker yang tidak diragukan bermutu kelas langit-langitnya langit di atas langit itu di mana sang pemusik horn sempat meniup beberapa nada sumbang. Bukti bahwa manusia mustahil sempurna.
KOMENTAR ANDA